Langsung ke konten utama

Duda Araban Hidup Dengan Sapi

SLIYEG - Guna meminimalisasi pemberangkatan buruh migran, Pemerintah Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg mengembangkan usaha peternakan sapi. Sejumlah sapi yang merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian tersebut dikelola oleh para keluarga buruh migran.

"Usaha ini diharapkan dapat lebih mengembangkan potensi di desa ini. Ke depan, kami berharap agar usaha peternakan ini menjadi usaha terpadu yang dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal sekaligus menekan angka buruh migran," kata Wartono, Kepala Desa Majasari.

Pengelolaan peternakan sapi tersebut dilakukan oleh 18 yang merupakan keluarga buruh migran. Dalam waktu enam bulan, sebanyak 32 sapi betina peliharaan mereka kini telah berkembang biak menjadi 58 ekor.

Dengan mengelola usaha peternakan sapi, kata Wartono, para keluarga buruh migran tersebut diharapkan dapat lebih mengoptimalkan potensi desa sekaligus dapat mengubah paradigma mereka mengenai buruh migran. Meski menjadi pekerjaan yang menjanjikan, menurut dia, menjadi buruh migran memiliki dampak sosial dan ekonomi yang cenderung negatif bagi keluarga di kampung halaman.

"Jika orang tua bekerja di luar negeri, otomatis anak-anaknya di kampung halaman akan kurang perhatian. Sementara bagi buruh migran sendiri, kondisi psikologinya sedikit banyak akan terpengaruh oleh kebudayaan negara setempat yang belum tentu sesuai dengan norma-norma di negara kita," tuturnya.

Wartono tidak memungkiri, saat ini banyak buruh migran asal Desa Majasari yang tertimpa berbagai masalah, seperti kehilangan kontak dengan keluarga dan hak-hak yang tidak dipenuhi. Kendati demikian, animo warganya untuk mengadu nasib menjadi buruh migran di luar negeri masih tinggi. Dari 3.656 jiwa penduduk Desa Majasari, sebanyak 286 di antaranya kini menjadi buruh migran di berbagai negara. Namun, menurut dia, hampir separuh dari penduduk di desanya pernah menjadi buruh migran.

Peternakan sapi yang kini tengah digarap para keluarga buruh migran tersebut, kata Wartono, selanjutnya akan dikembangkan menjadi usaha terpadu dengan usaha lainnya, seperti rumah pemotongan hewan, pakan sapi, dan berbagai olahan makanan dari sapi. Dengan demikian, usaha tersebut akan lebih banyak menyerap tenaga kerja setempat.

Kendati demikian, dia menambahkan, usaha tersebut membutuhkan dukungan baik dari pemerintah daerah maupun pusat. "Kami hanya memiliki konsep dan berusaha untuk mewujudkannya. Sementara untuk mengembangkannya, kami butuh dukungan dari berbagai pihak, sebab anggaran pemerintah desa tidak akan sanggup untuk memenuhinya," katanya.

Sementara itu Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si mengungkapkan, dengan adanya kesibukan dari para Duda Araban dengan mengurus sapi diharapkan bisa mengangkat taraf hidup keluarganya. Dengan beternak sapi, mereka menjadi terkontrol dan banyak sisi positif yang bisa diperoleh.

"Ini kegiatan yang menarik, kami coba fomulasikan dengan program dari pemerintah daerah agar bisa sejalan sehingga program yang dijalankan tidak setengah-setengah," tegas wabup. (deni/humasindramayu)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka...

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama ...

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar           Pemerintah Kabupaten Indramayu terus melakukan upaya untuk mengenalkan warisan dan budaya   leluhur berupa batik kepada masyarakatnya dan juga dunia luar. Salah satu upaya mengenalkan batik Indramayu adalah dengan mengeluarkan kebijakan penggunaan batik khas Indramayu bagi para PNS dilingkungan Pemkab Indramayu.           Berdasarkan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 27 tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, setiap hari Kamis harus mengenakan pakaian batik khas Indramayu dengan motif Bokong Semar.           Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, Motif Bokong Semar merupakan salah satu motif yang telah mendapatkan hak paten dengan nomor hak cipta 023972. Motif ini biasanya berwarna dasar hitam dan ragamnya berhias warna warni atau hanya putih. Motif ini terinspirasi oleh tokoh pewayangan Semar yang memakai sarung atau kain berwarna hit...