Langsung ke konten utama

Berita Hari Ini

Pembongkaran Lapak Tanpa Insiden

 

Normalisasi Cimanuk, Pemkab Sediakan 91 Lapak

 

            INDRAMAYU (07 Nopember 2013) – Para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di Bantaran Kali Cimanuk depan Kantor Pos siap untuk membongkar daganganya untuk dilakukan relokasi sementara Pemkab Indramayu tengah melakukan normalisasi Kali Cimanuk dan membuat lapak baru bagi para PKL tersebut.

            Hal itu ditegaskan oleh 36 orang  PKL yang selama ini berjualan di bantaran Kali Cimanuk depan kantor pos menanggapi adanya rencana relokasi sementara yang akan dilakukan oelh Pemkab Indramayu. Dihadapan Bupati Indramayu, mereka siap mendukung program pemerintah daerah yang tengah melakukan normalisasi Kali Cimanuk  dan juga membangun lapak penganti di tempat tersebut.

            Salah seorang pedagang Mie Ayam di tempat tersebut mengatakan, awalnya mereka khawatir normalisasi Kali Cimanuk akan mematikan usahanya. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari Bupati Indramayu para pedagang wawasannya menjadi terbuka dan paham akan maksud dan tujuan yang tengah dilakukan oleh Pemkab Indramayu tersebut.

            Saat ini pedagang yang berjualan di Bantaran Kali Cimanuk berjumlah sebanyak 36 orang yang merupakan pindahan dari Alun-alun Indramayu. Namun dalam perkembanganya jumlah pedagang mengalami pasang surut. Sementara penyesalan dilontarkan oleh pedagang lainnya, lapak yang sudah dibangun oleh Pemkab Indramayu beberapa tahun lalu sudah ada yang berubah fungsi. Perubahan itu yakni untuk usaha salon dan juga berdiri salah satu rumah makan. Padahal tempat itu untuk para pedagang kaki lima.

            Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah dihadapan para pedagang menegaskan, para PKL ini harus tetap diakomodir dan diberikan tempat yang layak untuk usahanya selegi mereka mau bekerjasama dengan pemerintah daerah. Namun demikian, jika para pedagang tidak mau menurut maka pemerintah pun bisa melakukan tindakan tegas.

            Normalisasi Kali Cimanuk kini tengah dilakukan oleh Pemkab Indramayu. Normalisasi tersebut diperuntukan sebagai objek wisata air dan juga persediaan air baku bagi PDAM. Berdasarkan rencana pembangunan yang tengah dilakukan lapak untuk para pedagang saat ini diperuntukan bagi 91 pedagang yang merupakan pedagang di depan Kantor Pos dan depan RSUD Indramayu. Penataan kembali pedagang ini merupakan upaya untuk saling menguntungkan antara pedagang dan pemerintah daerah.

            Pertemuan antara pemerintah daerah dan pedagang PKL ini merupakan upaya dari Dinas Cipta Karya untuk segera melakukan penataan kawasan PKL di Bantaran Cimanuk, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh instansi lain dan aparat keamanan. (deni/humasindramayu)

           

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu