Langsung ke konten utama

Sukagumiwang Empat Kali Sabet Juara Umum

Sukagumiwang Empat Kali Sabet Juara Umum

 

HAURGEULIS 24/10/2013 – Kafilah Kecamatan Sukagumiwang tampil superior. Pada penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kabupaten Indramayu ke-45 di Kecamatan Haurgeulis yang resmi ditutup tadi malam, Rabu (23/10), mereka kembali meraih gelar terbaik sebagai Juara Umum. Ini adalah prestasi yang keempat kalinya diraih daerah pemekaran dari Kecamatan Kertasemaya tersebut diajang MTQ secara berturut-turut sejak tahun 2009.

Penyerahan supremasi tertinggi berupa piala bergilir, diserahkan langsung Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah kepada Camat Sukagumiwang, Supriyono S.Sos, MSi saat acara pembagian hadiah bertempat di alun-alun Kecamatan Haurgeulis.

Sebagai bentuk apresiasi kepada juara umum, orang nomor satu dijajaran Pemkab Indramayu yang tadi malam merayakan hari jadinya ke-53 tahun itu, juga mengguyur hadiah dua perjalanan umroh kepada kontingen Kecamatan Sukagumiwang. Hadiah piala dan uang pembinaan, juga diberikan para juara dimasing-masing cabang lomba.

Kendati sempat diguyur hujan deras, acara penutupan berlangsung semarak. Ribuan orang ikut hadir bersama dengan Forum Kordinasi Pimpinan Daerah, jajaran kantor Kemenag Indramayu, pengurus LPTQ, para Camat, Kuwu serta para kafilah dari 31 kecamatan.

Dalam sambutannya, Bupati Anna Sophanah mengucapkan selamat kepada para kafilah yang telah berhasil meraih predikat terbaik pada MTQ ke-45 kali ini. Khusus kepada Kecamatan Sukagumiwang, pihaknya berpesan semoga dapat mempertahankan prestasi yang telah diperoleh dan dapat dijadikan teladan bagi kecamatan lainnya dalam melakukan pembinaan dan pengembangan para kafilahnya.

"Patut disadari bahwa keberhasilan meraih sukses, hendaknya bukan untuk takabur atau berbangga diri. Tetapi keberhasilan semata-mata merupakan amanah yang harus dipelihara dengan sikap tawadu dan penuh tanggungjawab," kata dia.

Sebaliknya, kepada kafilah yang belum berhasil jangan berkecil hati. Tetapi jadikan sebagai pembangkit dalam memacu peningkatan kualitas kemampuan dimasa mendatang. Serta yakin bahwasanya kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda.

Dipaparkan Bupati Anna Sophanah, MTQ yang diselenggarakan secara berkelanjutan setiap tahun ini memiliki arti penting dan strategis. Antara lain sebagai syiar Islam, memacu umat Islam kearah pendalaman arti serta makna yang terkandung dalam kitab suci Al-qur'an.

Sementara itu, berdasarkan hasil keputusan koordinator dewan hakim MTQ ke-45, nomor: 01/DH-MTQ/X/2013 tentang penetapan pemenang yang dibacakan ketua Drs KH Ahmad Mufidz, juara kedua diraih kafilah Kecamatan Terisi dengan nilai 33. Sedangkan juara ketiga direbut kafilah dari Kecamatan Kertasemaya dengan nilai 22.

Sementara Kecamatan Haurgeulis selaku tuan rumah, berada di papan atas dengan nilai 8 bersama 11 kecamatan lainnya. Untuk papan bawah diduduki Kecamatan Bangodua, Pasekan dan Kandanghaur dengan nilai 0. (deni/humasindramayu)

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu