Langsung ke konten utama

Luncurkan Kasep, Pemkab Indramayu Validasi Data Warga Miskin

 

Luncurkan Kasep, Pemkab Indramayu Validasi Data Warga Miskin

 

 

            INDRAMAYU 24/10/2013 – Menjelang diberlakukannya program Kasep pada tanggal 1 Januari 2014 mendatang, Pemkab Indramayu terus melakukan persiapan agar program tersebut dapat berjalan dan dirasakan oleh masyarakat secara langsung. Berbagai persiapan terus dilakukan salah satunya dengan menggelar Sosialisasi bagi para kepala UPTD Puskesmas dan para camat se Kabupaten Indramayu yang berlangsung di Ruang Ki Tinggil Setda Indramayu, Kamis (24/10).

            Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si mengungkapkan, berbagai persiapan terus dilakukan agar pada 1 Januari 2014 mendatang program tersebut bisa dijalankan. Saat ini yang menjadi perhatian serius Pemkab Indramayu yakni verivikasi data warga miskin agar benar-benar akurat dan tidak ada warga yang benar-benar miskin tidak tercover dari program tersebut.

            "Saat ini kami memiliki waktu 1 bulan untuk verivikasi warga miskin di Indramayu, data ini benar-benar kami butuhkan agar tidak ada waga miskin yang terlewat dari program ini, saya perintahkan camat dan kuwu untuk melakukan verivikasi ini dengan sebaik mungkin dan benar-benar riil merupakan warga miskin. Jika ada ada orang kaya yang terdata itu tidak masalah, namun jika ada orang miskin yang tidak terdata ini akan menimbulkan masalah, untuk itu pada tanggal 22 November hasil verivikasi dan validasi sudah masuk ke Dinas Kesehatan, " tegas Supendi.

            Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dr. Dedi Rohendi, MARS mengatakan, saat ini di Kabupaten Indramayu terdapat warga miskin sebanyak 864.930 jiwa yang telah tercover di Jamkesmas sementara sebanyak 36.709 jiwa tidak tercover di Jamkesmas dan SKTM. Jumlah inilah yang akan menjadi peserta kartu Kasep.

Pelayanan bagi masyarakat pemegang kartu Kasep ini sementara hanya akan berlaku hanya di RSUD Indramayu, RSUD M.A. Sentot Patrol, RS Bhayangkara, RS Gunungjati, RS Hasan Sadikin, RS Cicendo, Rumah Sakit Jiwa, dan RS Marzoeki Bogor. Namun kedepan tidak menutup kemungkinan jumlah rumah sakit yang kerjasama dengan Pemkab Indramayu akan bertambah.

Dedi menambahkan, berdasarkan evaluasi pelayanan SKTM di Indramayu jika dilihat aspek kepesertaan, ternyata hampir  50 % SKTM yang dilayani tidak terdapat  dalam data base (Padahal data base yang digunakan masih data base Tahun 2010, yaitu sebanyak 195.013 jiwa). Anggaran yang disediakan selalu kurang dan setiap tahun selalu ada peningkatan penggunaan anggaran (Setiap Tahun kurang lebih  Rp. 20 milyar digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan bagi SKTM). Kemudian, pada beberapa kasus, diperoleh fakta bahwa ada perantara (calo) yang mengurus SKTM padahal pasien tersebut tidak masuk kriteria miskin. Akiba hal tersebut maka ruang perawatan kelas III di Rumah Sakit selalu penuh. (deni/humasindramayu)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu