Langsung ke konten utama

Wujudkan Green City, Bupati Tanam Pohon Kesemek

INDRAMAYU 14/6/2013 - Memiliki komitmen untuk menciptakan dan
mewujudkan Green and Clean City di Kabupaten Indramayu. Bupati
Indramayu Hj. Anna Sophanah menanam pohon di seputar area Alun-alun
Indramayu, Jum'at (14/6). Komitmen itu juga diikuti oleh Forum
Koordinasi Pimpinan Daerah yang mengikuti kegiatan serupa. Penanaman
pohon itu berkaitan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia
tingkat Kabupaten Indramayu.

Penanaman pohon diawali oleh Bupati Indramayu yang menanam pohon jenis
Kesemek (diospyros kaki). Tanaman yang berasal dari China ini
diharapkan ikut menambah kesejukan di alun-alun Indramayu dan juga
menambah keanekaragaman jenis buah-buahan di Kabupaten Indramayu.
Pohon dengan ketinggian maksimal 15 meter ini merupakan salah satu
buah yang dipercaya sebagai obat untuk mengatasi hipertensi dan dapat
dimakan langsung meskipun rasanya agak sepet.

Sementara itu Ketua DPRD Indramayu Abdul Rozaq Muslim dan Dandim 0616
Letkol Pnb Asyik Rudianto menanam pohon jenis Misbul (diospyros
blanco). Tanaman dari jenis keluarga eboni ini berbuah dan dapat
dimakan langsung serta bisa memiliki ketinggian antara 15-30 meter.

Pejabat lainnya, Sekretaris Daerah Ahmad Bahtiar menanam Wuni
(Antidesma bunius). Pohon yang sudah jarang ditemui ini ditanam oleh
sekda agar keberadaannya bisa kembali ditemukan ditengah kota. Pohon
yang memiliki buah kecil-kecil berwarna merah ini diharapkan bisa
memiliki manfaat lebih bukan hanya sebagai peneduh tapi juga bisa
dimanfaatkan secara ekonomis.

Pada kesempatan itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah berharap, pohon
yang ditanam bisa tumbuh dan berkembang secara baik serta bisa diikuti
seluruh instansi pemerintah dan swasta serta lapisan masyarakat
Indramayu. "Insya Allah pohon yang kita tanam hari ini bisa dinikmati
oleh generasi berikutnya diwaktu mendatang," tegas bupati.

Seusai melakukan penanaman pohon, Bupati Indramayu bersama dengan
Forum Koordinasi Pimpinan Daearh, kepala OPD, kepala BUMN/BUMD,
pelajar, dan komunitas sepeda yang jumlahnya ribuan melakukan kirab
Adipura dan Adiwiyata Mandiri keliling kota Indramayu, kegiatan kirab
ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat Indramayu.
(deni/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu