Langsung ke konten utama

Wabup : “Hasil TMMD Harus Dipelihara”

           LOSARANG 3/6/2013 – Hasil dari kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Cemara Kulon Kecamatan Losarang harus bisa dipelihara dan dijaga oleh masyarakat, apalagi proses pembangunan melalui TMMD menyerap anggaran yang cukup besar. Hal tersebut ditegaskan Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si ketika menutup kegiatan tersebut yang berlangsung, Senin (3/6).

            Supendi menegaskan, banyak manfaat yang bisa didapatkan dari TMMD ini. Selain pembangunan fisik secara instant langsung mengalir ke desa itu. TMMD juga merupakan upaya perekat antara anggota TNI dengan masyarakat dan juga pemerintah daerah. Hal lain yang juga dirasakan yakni perubahan social masyarakat yang kini semakin nyata dalam mewujudkan sikap kegotongroyongan.

            "Kegiatan yang sudah diselesaikan  harus dijaga dan dipelihara oleh seluruh warga disini, apalagi setelah adanya TMMD nampak perubahan fisik desa seperti jalan rehab rumah dan lainnya," kata Supendi.

            Sementara itu Komandan Kodim 0616 Indramayu selaku Dansatgas TMMD ke-90 Letkol CPN Asyik Rudianto, S.Mn menungkapkan, selama 21 hari kegiatan telah merampungkan kegiatan fisik yakni perbaikan jalan setapak menggunakan paving block dengan panjang 500 meter dan lebar 1,5 meter, perbaikan 10 rumah gakin, renovasi ringan kantor desa, pembuatan tanggul penahan tanah dengan panjang 300 meter, pengembangan PJU sebanyak 30 titik, pembuatan tempat penampungan sampah, dan penghijuan 1.650 pohon. Sedangkan pengaspalan jalan dengan panjang 2,2 kilometer dan lebar 3 meter sampai saat ini baru dikerjakan 80 persen.

            Sementara yang menjadi sasaran non fisik yakni telah dilakukan penghijauan, pengadaan sarana olahraga, kegiatan agama, pelayanan KTP gratis, penyuluhan perikanan, penyuluhan tentang posyandu dan kesehatan, pemberian buku, dan penyuluhan tentang manajemen keuangan bagi pelaku UMKM. TMMD juga telah melakukan kegiatan yang over prestasi yakni plesterisasi rumah sebanyak 12 unit dan pengecetan masjid Al Munir.

            "Pelaksanaan TMMD ini terdapat sedikit hambatan yakni karena kondisi jalan masuk ke lokasi yang cukup berat serta kondisi cuaca hujan yang sering terjadi sehingga menghambat mobilitas bahan material bangunan," kata Dandim. (deni/humasindramayu.com)

           

 


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu