Langsung ke konten utama

Tangisan Anak-anak Gemparkan Desa Gabuskulon

            GABUSWETAN 15/5/2013 – Kantor kuwu Desa Gabuskulon Kecamatan Gabuswetan, Rabu pagi (15/5) tiba-tiba saja gaduh dan gempar dengan tangisan anak-anak yang merintih kesakitan minta tolong. Bahkan salah seorang anak tidak mau melihat orang lain, dia hanya mau berada dipangkuan dan pelukan ibunya saja.

            Kegaduhan ini tentu saja membuat orang tua sibuk bukan kepalang, melibatkan seluruh aparat desa dan pegawai kecamatan yang ada di tempat itu. Bahkan orang nomor satu Indramayu, Hj. Anna Sophanah turut menenangkan anak-anak yang merintih karena menahan rasa sakit akibat habis dikhitan.

Bukan hanya rintihan dan erangan, salah Rizal, seorang anak yang ikut dikhitan, bahkan sempat menendang dan menjambak orang-orang yang ada di sekitarnya. Peristiwa ini membuat panik orang tua Rizal. Namun aksi Rizal tersebut segera dihentikan setelah injeksi bius masuk ke dalam tubuhnya untuk menghilangkan rasa sakitnya itu. Anak-anak itu merintih karena mereka merasa kesakitan setelah dilakukan khitan masal yang diselenggarakan oleh pengurus PNPM-MPD UPK Kecamatan Gabuswetan.

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah hadir di acara sunatan massal ini menyambut baik kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan oleh pengurus PNPM-MPD UPK Kecamatan Gabuswetan itu. Bupati berharap, bukan hanya UPK Kecamatan Gabuswetan saja yang melaksanakan kegiatan sosial, namun juga UPK lainnya dapat memberikan kontribusi yang sama di kecamatannya masing-masing.

"Semoga anak yang baru saja di khitan ini kelak menjadi pemimpin yang amanah, dan bisa menjadi kebanggaan bagi para orang tuanya. Sementara untuk para orang tuanya bisa terus mendorong pendidikan anak-anaknya hingga setinggi mungkin," harap bupati.

Pada kesempatan itu, Bupati Indramayu bersama dengan pengurus TP PKK Kabupaten Indramayu dan Camat Gabuswetan memberikan santunan kepada anak-anak yang baru dikhitan.

Sementara itu, Camat Gabuswetan, Drs. Asep Kusdianti, mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian sosial penyelenggaran PNPM di tingkat kecamatan. Sementara jumlah anak yang dikhitan mencapai 47 anak yang berasal dari masing-masing perwakilan desa yang ada di Kecamatan Gabuswetan.  (deni)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu