Langsung ke konten utama

Pantau UN SD, Bupati Temukan Siswa Sakit

LELEA 6/5/2013 – Seperti halnya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) pada jenjang SMP dan SMA. UN tingkat SD di Kabupaten Indramayu juga mendapatkan perhatian dari pimpinan daerah. Sebanyak 32.548 siswa SD yang mengikuti UN dipantau secara simbolis oleh Bupati Indramayu, Senin (6/5).

Seperti yang dilansir Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu, pemantauan oleh Bupati Indramayu ini sengaja dilakukan untuk mengetahui secara langsung pelaksanaan dilapangan sehingga jika terdapat permasalahan akan segera diatasi. Kehadiran langsung orang nomor satu di Indramayu ini juga untuk memberikan motivasi dan support bagi para peserta yang tengah mengikuti UN.

Monitoring yang dilakukan oleh Bupati Indramayu ini diawali dari SD Negeri 1 Lelea, di sekolah yang dikepalai oleh Sugiarto, S.Pd ini bupati langsung melihat lingkungan sekitarnya serta masuk ke salah satu kelas yang dijadikan sebagai tempat pokja pengawas.

Selanjutnya, pada pukul 07.00 sebelum dimulai, bupati masuk kedalam kelas yang dijadikan sebagai tempat ujian. Didalam ruang kelas bupati melakukan do'a bersama dengan para siswa agar pelaksanaan UN berjalan lancar dan diberikan kemudahan dalam menjawab setiap lembar soal yang disediakan.

Kemudian, bupati yang didampingi oleh staf Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu menuju ke SD Negeri 1 Tamansari. Disekolah tersebut, bupati mendapatkan informasi bahwa terdapat 1 siswa di sekolah itu tengah sakit dan tidak bisa hadir langsung disekolah. Akan tetapi, menurut kepala sekolah Hj. Emilia Kusnandar, S.Pd. MM siswa tersebut juga bisa mengikuti UN dengan mengerjakan soal di rumah dengan didampingi oleh pengawas yang telah ditugaskan.

Di SD Negeri 1 Tamansari ini, bupati juga menyempatkan masuk kedalam ruang kelas sebelum UN dimulai. Bupati terus memberikan support kepada siswa untuk terus belajar dan begitu lulus diharapakan untuk terus melanjutkan ke jenjang SMP/MTS dan seterusnya. Karena saat ini, Pemkab Indramayu telah memproteksi biaya pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

Untuk mengetahui jalannya UN, selanjutnya bupati melihat secara langsung UN di SD Negeri Pengauban 1. Karena UN sudah berjalan dan siswa tengah mengerjakan soal, maka bupati hanya memantau dari luar sekolah yang didampingi kepala sekolah Tati Sumiati, S.Pd. SD.

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seusai melakukan pemantauan mengungkapkan, secara umum pelaksanaan UN SD berjalan lancar. Sementara bagi siswa yang tidak bisa hadir disekolah secara langsung, pihak UPTD Pendidikan dan sekolah yang bersangkutan telah mengambil langkah-langkah konkrit agar siswa tetap mengikuti UN.

Seperti diketahui, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu sebanyak 32.548 siswa mengikuti UN SD yang terdiri dari SD negeri sebanyak 29.302 siswa, SD swasta 382 siswa dan MI negeri sebanyak 2.864 siswa.  Selama tiga hari peserta UN akan menjawab soal-soal dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. (deni/humasindramayu)


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu