Langsung ke konten utama

Tanpa Label SBI Kualitas Pendidikan Harus Tinggi

Hj. Anna Sophanah:

Tanpa Label SBI Kualitas Pendidikan Harus Tinggi

Membangun dan menciptakan pendidikan berkualitas tinggi tidak harus selalu di lembaga pendidikan berlabel Sekolah Berstandard Internasional (SBI) atau RSBI. Semua sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menciptakan pendidikan berkualitas tinggi. Terlebih, pemerintah daerah terus mengupayakan pemenuhan segala fasilitas, sarana, dan prasarana belajar mengajarnya.

Karenanya semua lembaga pendidikan di Indramayu, yang selama ini tidak memiliki label RSBI dan SBI mulai dari jenjang SD, MI, SMP, MTs., SMA, SMK, dan MA harus memiliki motivasi dan visi yang kuat untuk menciptakan pendidikan berkualitas tinggi. Sebab kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh dedikasi, motivasi, integritas, dan pengabdian para pelaku pendidikan, dalam hal ini guru, pengawas, dan tentu saja para orang tua murid itu sendiri.

Sebaliknya kepada sekolah sekolah RSBI atau SBI tidak perlu risau dengan adanya keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengharuskan dihapusnya label tersebut (RSBI/SBI). Semua sekolah di Indramayu, baik yang belum berlabel RSBI/SBI maupun yang sudah berlabel RSBI/SBI harus memiliki tanggung jawab dan keinginan kuat untuk menciptakan pendidikan berkualitas tinggi.

"Keputusan MK yang mengharuskan dihapuskannya label RSBI dan SBI tidak perlu membuat risau. Sebaliknya, adanya keputusan MK itu harus menjadi motivasi untuk terus berinovasi dalam mengembangkan dan menciptakan pendidikan berkualitas tinggi," tegas Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah menyikapi keputusan MK yang mengharuskan dihapuskannya label RSBI dan SBI.

 Jadikan keputusan MK itu sebagai titik awal bagi semua lembaga pendidikan di Indramayu untuk membangun dan menciptakan pendidikan berkualitas tinggi. Sebab, dengan adanya keputusan MK itu, kini tidak ada lagi dikotomi antara sekolah berlabel RSBI dan SBI dengan sekolah yang bukan RSBI dan SBI.

"Semua sekolah di Indramayu memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk menciptakan pendidikan berkualitas tinggi. Apalagi sekarang sudah tidak ada lagi dikotomi sekolah berprogram biasa atau reguler dengan sekolah yang berlabel RSBI dan SBI. Tinggal bagaimana inovasi dan kreativitas para pengawas, kepala sekolah, guru, dan komite sekolahnya," tegasnya.

Program prioritas

Membangun dan menciptakan pendidikan berkualitas tinggi bagi Pemkab Indramayu masih menjadi program prioritas. Terlebih Kab. Indramayu saat ini masih tertinggal dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat. Karenanya, untuk dapat mengejar dari ketertinggalan itu, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak, terutama para guru (pendidik) dan masyarakat.

Sebenarnya prestasi pendidikan di Indramayu sejak sepuluh tahun silam sudah sangat signifikan. Banyak penghargaan yang diraih Pemkab Indramnayu, baik dari tingkat regional Jawa Barat maupun nasional. Pretasi akademik para pelajar dan para guru juga sangat tinggi. Terbukti dengan diraihnya berbagai kejuaraan oleh para siswa dan guru, maupun secara kelembagaan (sekolah).

"Bahkan akselerasi peningkatan rata-rata lama sekolah, angka partisipasi murni (APM), dan angka partisipasi kasar (APK) pun melampaui pencapaian kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat. Kalau pun saat ini posisi Indramayu masih tertinggal karena memang kita melaju dengan star di paling bawah dan sangat jauh ketertinggalannya. Jadi untuk bisa mensejajarkan diri dengan kabupaten/kota lainnya diperlukan waktu yang tidak sebentar," tegasnya.

Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan ini, jelas Bupati Hj. Anna, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Indek Pembangunan Manusia (IPM). Pencapaian IPM pun berhasil melampaui kabupaten/kota lainnya. Namun demikian, kontribusi keberhasilan pembangunan bidang pendidikan secara substansif, sejatinya adalah melek atau sadarnya masyarakat terhadap pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat yang telah memiliki kesadaran akan pentingnya menguasai ilmu pengetahuan akan terus mencari ilmu setinggi-tingginya, baik secara formal maupun informal. Mereka sadar ketika memiliki atau menguasai ilmu pengetahuan akan menjadikan dirinya berdaya guna. Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, hanya mereka yang memiliki dan menguasai ilmu pengetahuanlah yang akan meraih keberhasilan.

"Kesadaran masyarakat Indramayu akan pentingnya pendidikan saat ini sudah sangat baik. Karenanya, pihak sekolah harus bisa meresponnya dengan menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas tinggi. Sementara Pemerintah akan terus memfasilitasi dengan memberikan dukungan regulasi maupun dana melaui APBD. Pemkab Indramayu tetap berkomitmen, pembangunan bidang pendidikan sebagai yang prioritas," tegasnya. (Dedi / Humas Indramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu