Langsung ke konten utama

Tahun 2012 Pembangunan Indramayu Berjalan Lancar

  


Tahun 2012 Pembangunan Indramayu Berjalan Lancar

 

INDRAMAYU 28/3/2013 – Secara umum, roda pembangunan di Kabupaten Indramayu berjalan lancar. Hal ini dikarenakan  pembangunan di Indramayu telah sesuai dengan maksud dan tahapan pembangunan 2012. Hal ini ditegaskan Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si ketika menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Indramayu Tahun Anggaran 2012, dihadapan Rapat Paripurna DPRD Indramayu, Senin kemarin.

Dikatakan Wabup H. Supendi, perkembangan perekonomian daerah dan pembangunan selama tahun 2012 yang diindikasikan dari tingkat laju pertumbuhan ekonomi daerah dengan capaian sementara sebesar 6,53 didukung atau diperkuat  oleh indikator sosial ekonomi makro daerah seperti meningkatnya daya beli masyarakat, meningkatnya indeks mutu hidup, dan indikasi peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) yang tercermin dari adanya peningkatan rata-rata lama sekolah, peningkatan angka melek huruf, dan penurunan angka kematian bayi, serta berbagai pencapaian atau keberhasilan dan perolehan penghargaan/anugerah lainnya.

Dalam laporannya itu, Wabup mengungkapkan, untuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Indramayu Tahun Anggaran 2012 setelah perubahan ditetapkan sebesar Rp1,856 triliun dan realisasinya mencapai Rp1,885 triliun atau 101,57 persen. Adapun sumber pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

                  Dijelaskan, untuk PAD, dari target Rp142,87 milliar, realisasinya mencapai Rp164,67 miliar atau 115,25 persen. Pendapatan Asli Daerah ini berasal dari pajak daerah yang ditargetkan Rp 27, 70 miliar dan terealisasi sebesar Rp 32,08 miliar atau mencapai 115,80  persen, kemudian dari retribusi daerah yang ditargetkan sebesar Rp 16,67 miliar dan terealisasi sebesar Rp 18,83 miliar atau 112,92 persen.

                  "Pendapatan Asli Daerah juga berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, ditargetkan Rp 8,44 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. 7,44 miliar atau 88,24 persen, serta pendapatan dari lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, ditargetkan Rp 90,04 miliar namun dapat direalisasikan sebesar Rp106,30 miliar atau 118,05 persen," ujarnya.

Untuk dana perimbangan, dari target Rp1,327 triliun berhasil direalisasikan sebesar Rp 1,341 triliun atau 101,03 persen. Dana perimbangan ini berasal dari dana bagi hasil pajak / bukan pajak yang ditergetkan sebesar Rp. 212,50 miliar dan berhasil direalisasikan sebesar Rp. 226, 17 miliar atau 106,43 persen. Selanjutnya berasal dari dana alokasi umum (DAU) yang ditargetkan sebesar Rp. 1,017 triliun berhasil terealisasi sebesar Rp. 1.017 triliun atau mencapai 100 persen. Dana perimbangan juga berasal dari dana alokasi khusus (DAK) yang ditargetkan sebesar Rp. 97,71 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. Rp. 97,71 miliar atau mencapai 100 persen.

            Sumber pendapatan daerah juga berasal dari lain-lain pendapatan daerah yang sah, yang ditargetkan sebesar Rp. 385,75 miliar, dapat direalisasikan sebesar Rp. 379,45 miliar atau 98,37 persen yang terdiri dari dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, yang ditargetkan sebesar Rp. 89,79 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. 86,08 miliar  atau 95,87 persen. Selanjutnya berasal dana penyesuaian otonomi khusus, ditargetkan sebesar Rp. 166,25 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. 166,24 miliar  atau 99,99 persen dan juga bersumber dari bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya, yang ditargetkan sebesar Rp. 129,70 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp.127,12 miliar atau mencapai 98,02 persen.

            Selanjutnya wakil bupati menambahkan, belanja daerah pada tahun anggaran 2012, dianggarkan sebesar Rp. 2,010 triliun, yang dapat direalisasikan sebesar  Rp. 1,843 triliun  atau 91,69 persen. Belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung, yang dianggarkan sebesar Rp. 1,133 triliun dan dapat direalisasikan sebesar  Rp. 1,088 triliun  atau 96,08 persen dengan rincian realisasi belanja yang terdiri dari belanja pegawai, sebesar Rp. 1,045 triliun dapat direalisasikan sebesar Rp. 1,003 triliun atau 95,98 persen. Belanja hibah, sebesar Rp. 7,75 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. 7,54 miliar  atau 97,27 persen. Belanja bantuan sosial, sebesar Rp. 652,87 juta dapat direalisasikan sebesar Rp. 441,24 juta  atau 67,58 persen. Belanja bagi hasil kepada provinsi / kabupaten / kota dan pemerintahan desa, sebesar Rp. 0,00 dapat direalisasikan sebesar Rp. 0,00  atau 0,0 persen. Belanja bantuan keuangan kepada provinsi / kabupaten / kota dan pemerintahan desa, sebesar Rp. 75,14 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. 74,55 miliar   atau 99,21 persen, dan belanja tidak terduga  sebesar Rp. 4,38 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. 2,97 miliar atau 67,86 persen.

            Sementara untuk belanja langsung dianggarkan sebesar Rp. 877,18 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. 754,53 miliar  atau 86,01 persen. Dengan rincian realisasi belanja yakni belanja pegawai, sebesar Rp. 66,27 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. 55,25 miliar  atau 83,36 persen. Belanja barang dan jasa, sebesar Rp. 399,12 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. 342,10 miliar  atau 85,71 persen. Belanja modal, sebesar Rp. 411,77 miliar dapat direalisasikan sebesar Rp. 357,17 miliar  atau 86,74 persen.

            Pada kesempatan itu, Wakil Bupati juga menyampaiakan realisasi pembiayaan daerah pada APBD tahun 2012. Dimana pembiayaan, merupakan transaksi keuangan daerah yang digunakan untuk menutup defisit dan memanfaatkan surplus atas selisih antara pendapatan dengan belanja daerah.  jumlah penerimaan pembiayaan daerah sebesar Rp. 195,47 miliar dan jumlah pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp. 41,07 miliar,   pembiayaan neto sebesar  Rp. 154,39 miliar. (deni)

 

 

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu