Langsung ke konten utama

Puncak Hari Kartini di Indramayu Semarak


INDRAMAYU 23/4/2013 – Puncak peringatan Hari Kartini tingkat Kabupaten Indramayu tahun 2013 semarak. Kegiatan yang dipusatkan di Pendopo Raden Bagus Aria Wiralodra, Selasa (23/4) ini mendapatkan apresiasi dari kaum perempuan di Kabupaten Indramayu. Selain dihadiri oleh ibu-ibu dikalangan birokrasi, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh anggota Persit Kartika Chandra Kirana, anggota Bhayangkari, para petugas kebersihan, dan juga para istri nelayan.

Ketua Panitia Ny. Fiqqa Asyik Rudianto mengungkapkan, berbagai kegiatan telah dilakukan dalam rangkaian kegiatan Hari Kartini ini yakni bakti sosial donor darah, pemberian santunan, dan pelatihan potong rambut. Selanjutnya juga telah dilaksanakan lomba pidato bagi para pelajar putri tingkat SMA, MTQ bagi ibu-ibu, sepeda ria, lomba membuat rojak, lomba mengesom, dan lomba keserasian berbusana.

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, hikmah peringatan Hari Kartini tahun ini harus lebih dititik-beratkan pada introspeksi diri, melihat ke dalam diri terutama kaum perempuan. Bupati juga mengharapkan untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender di berbagai bidang, dalam pengertian tidak hanya sebatas membuat emansipasi perempuan saja, tetapi juga harus berperan aktif dalam segala bidang kehidupan sehingga mampu mengangkat harkat dan derajat kaum perempuan di masa yang akan datang tanpa mengesampingkan kodrati sebagai wanita yang harus membina keluarga dan mendidik putra-putrinya.

Saat ini, lanjut bupati, berbagai bidang pekerjaan dan organisasi sekarang telah terbuka lebar bagi kaum perempuan untuk turut berpartisipasi dan berperan aktif dalam melanjutkan perjuangan para pendahulu kita melalui pembangunan di segala bidang.

 "Untuk itu, kepada para kaum perempuan dan generasi mudanya, saya berharap agar dapat terus berupaya meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemandirian. Teruskan jiwa dan semangat Raden Ajeng Kartini kepada anak-anaknya, sehingga kelak akan muncul Kartini-Kartini masa depan yang akan mengangkat harkat dan derajat kaumnya serta bersama-sama dengan kaum laki-laki membina keluarga dan membangun masyarakat, bangsa, dan negara," kata bupati.

 Pada kesempatan itu diserahkan pula trofi dan piagam penghargaan kepada para pemenang lomba yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pemberian santuan kepada para petugas kebersihan juga diberikan langsung oleh Bupati Indramayu dan ketua panitia. Puncak kegiatan juga diisi dengan penampilan kesenian calung dari ibu-ibu Bhyangkari Polres Indramayu.

 Diakhir acara Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menerima cinderamata berupa foto dari Komuntas Pemotret Indramayu (KOPI) yang diserahkan oleh Nang Sadewo. Dan Bupati Indramayu juga menerima surat secara langsung dari juara pertama pada lomba menulis surat untuk bupati yang digagas oleh Koalisi Perempuan Indonesia (KPI). (deni)

--

Kunjungi Website Kami www.setda.indramayukab.go.id Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu