UMKM Indramayu Terus Bertambah
INDRAMAYU 26/2/2013 - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan penopang perekonomian bangsa. Kita bahkan tidak dapat menafikan betapa sangat besar peran UMKM dalam menekan angka pengangguran, menyediakan lapangan kerja, mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan membangun karakter bangsa melalui kewirausahaan.
Pada pertengahan 2011, data pertumbuhan UMKM di Indonesia menunjukkan angka lebih dari 53 juta, dengan jumlah tenaga kerja terserap mencapai angka 102 juta. Hal ini semakin menunjukkan besarnya potensi UMKM dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.
Pertumbuhan UMKM di Kabupaten Indramayu menunjukkan angka yang cukup signifikan hingga akhir tahun 2011 yang lalu. Berdasarkan data Indramayu Dalam Angka 2011 yang dirilis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Indramayu tahun 2012, Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah di kabupaten ini telah mencapai 3.517 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 13.991 orang. Sebagian besar unit usaha tersebut masih tergolong dalam bentuk usaha mikro. Hal ini, dikarenakan kondisi keterbatasan modal yang dimiliki oleh pengusaha.
Dari total UMKM di Kabupaten Indramayu, jumlah UMKM menurut unit usaha terbanyak adalah bidang usaha jenis Garam Curai yang mencapai 1.057 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja mencapai 2.116 orang.
Disusul diperingkat kedua yakni jenis usaha Pengeringan Ikan yang mencapai 359 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 911 orang. Selanjutnya adalah usaha Tempe sebanyak 311 unit usaha dan tenaga kerja yang terserap sebanyak 703 orang.
Sayangnya, dari perkembangan jumlah UMKM yang sangat pesat tersebut pemberian modal melalui peyaluran kredit bagi UMKM masih sangat kecil. Pada tahun 2011 posisi pinjaman yang diberikan oleh Bank Umum dan BPR tercatat nilai total penyaluran kredit sebesar Rp 67,414,785.000.000,-. Jika dilihat dari jenis penggunannya pinjaman yang digunakan untuk modal kerja sebesar Rp 25,223,058,000,000,- (36,72 %), untuk investasi sebesar Rp 20,155,113,000,000,- (30,36 %), dan sisanya sebesar Rp 22,036,614,000,000,- (32,92 %) digunakan untuk konsumsi. Dari total kredit yang diberikan, sebanyak 34,05 persen digunakan untuk usaha mikro, 46,26 persen untuk usaha kecil dan 19,69 persen untuk usaha menengah.
Dari beberapa data tersebut, UMKM di Indramayu masih sangat membutuhkan permodalan untuk kelancaran usahanya. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang selama ini digadang-gadang merupakan kredit tanpa agunan, tapi kenyataannya hanya 'Hoax'. Para pelaku usaha mikro tetap saja terbebabani dengan agunan yang harus diserahkan ketika akan mencari modal melalui kredit. Ini artinya KUR yang disalurkan oleh lembaga keuangan seperti perbankan tetap saja mencari aman untuk menyalurkan kreditnya.Yang pada akhirnya usaha mikro tidak pernah tersentuh oleh manisnya modal usaha yang selama ini dijanjikan.
Adanya rencana pendampingan bagi UMKM di Indramayu oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) yang menggandeng IPB, tentunya ini sebuah angin segar bagi UMKM di daerah ini. Pasalnya, UMKM akan mendapatkan modal melalui kredit tanpa agunan dan sepenuhnya didampingi oleh konsultan yang paham tentang permodalan, manajerial, dan pemasaran. Apalagi suku bunga yang ditawarkan sangat rendah yakni hanya 1,5 – 2 % flat per bulan. Semoga saja, gagasan yang dilontarkan oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ini bisa bermanfaat dan dinikmati oleh pelaku usaha lemah. (deni/www.setda.indramayukab.go.id)
--