Langsung ke konten utama

Wabup Minta Kuota Indramayu Ditambah

Wabup Minta Kuota Indramayu Ditambah

 

            INDRAMAYU 21/1/2013 – Adanya program pendidikan UNPAD Nyaah Ka Jabar yang memberikan kesempatan kepada lulusan SLTA untuk kuliah di perguruan tinggi tersebut dengan kuota 82 mahasiswa tiap kabupaten/kota di Jawa Barat disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu. Namun demikian, Pemkab Indramayu meminta agar kouta untuk Indramayu ditambah karena jumlah tersebut sangat sedikit sekali.  Hal tersebut ditegaskan Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si ketika berbicara dihadapan tim sosialisasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Padjajaran (UNPAD) Tahun 2013 yang berlangsung di Ruang Ki Tinggil Setda Indramayu, Senin (21/1).

Wabup beralasan, keinginan menambah jumlah kouta bagi mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Indramayu ini, didasarkan karena jumlah penduduk Indramayu sangat banyak, sementara kesempatan pelajar Indramayu untuk berkuliah di UNPAD masih sangat kecil. Selain itu, kerjasama dengan UNPAD dan Pemkab Indramayu sudah berjalan lama dengan menempatkan mahasiswa dari Indramayu.

            "Pemkab Indramayu sudah lama kerjasama dengan UNPAD sehingga wajar jika kami ingin diberikan kouta lebih oleh UNPAD. Kami komitmen untuk menyebar mahasiswa Indramayu untuk belajar di perguruan tinggi ternama di Indonesia dengan biaya dari pemerintah. Seharusnya program ini bukan UNPAD Nyaah Ka Jabar, tapi Jabar Nyaah Ka UNPAD," tegas wabup yang juga alumnus UNPAD.

            Menanggapi keinginan tersebut, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang menjadi tim sosialisasi Dr. Ir. Ayi Yustiati, M.Sc mengatakan, pihaknya akan berbicara dengan pimpinan mengenai keinginan tersebut. Diakui olehnya, terobosan yang dilakukan olehh Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam kerjasama dengan UNPAD sangat bagus bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat.

            "Pada waktu Bupati Indramayu dijabat oleh Irianto M.S. Syafiuddin, kami akui banyak sekali terobosan dalam dunia pendidikan untuk kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia termasuk UNPAD. Jika memang Pemkab Indramayu menghendaki adanya penambahan kuota, Insya Allah akan kami bicarakan dengan pimpinan," kata Ayi.

            Kegiatan sosialisasi tersebut selain di hadiri oleh Wakil Bupati Indramayu Drs. Supendi, M.Si, juga dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Dr. Odang Kusmayadi, Kepala Kantor Kementrian Agama Kab. Indramayu Drs. Yayat Hidayat, dan juga para kepala sekolah SMA/SMK Negeri dan swasta, MA Negeri dan swasta se-Kabupaten Indramayu. (deni)



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu