Langsung ke konten utama

Bupati Kunjungi Balita Tanpa Anus

Bupati Kunjungi Balita Tanpa Anus

 

            JATIBARANG 16/1/2013 – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah sangat miris dan terenyuh ketika melihat penderitaan balita Muhamad Rizki Arifqi. Balita pasangan Nurasim dan Warsinih itu terlahir tanpa anus dan kini harus menderita dalam kehidupannya. Betapa tidak, dalam menjalani kehidupannya balita tersebut harus buang air besar dari perutnya.

 

            Mendengar ada warganya yang menderita, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah langsung meninggalkan pendopo sebagai tempat kantornya untuk segera bergegas menuju rumhh balita tersebut yang berada di Desa Kebulen Blok Jembatan KA RT/RW 002/001. Sesampainya dirumah balita, kehadiran orang nomor satu di Indramayu tersebut disambut oleh ibu dari balita tersebut. Sementara sang ayah masih mencari nafkah di luar kota.

 

            Dengan penuh rasa iba dan keibuan Bupati Indramayu langsung mengambil balita itu dari tangan ibunya dan langsung menaruh di pangkuannya. Sambil menanyakan kondisi si anak, tak henti-hentinya bupati menghela nafas panjang sebagai bentuk keprihatinan dengan kondisi anak. Bahkan, dengan hati-hati beliau membuka balutan kain yang ada di perut yang selama ini menutupi lubang sebagai pembuangan.

 

            Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Jatibarang Dr. Titin yang ikut mendampingi kunjungan tersebut mengatakan, berdasarkan hasil observasi anak tersebut bisa dilakukan operasi namun hharus menunggu berat badan yang ideal terlebih dahulu. "Saat ini belum memungkinkan dilakukan operasi,  kita bisa lakukan operasi namun harus menunggu berat badan yang ideal si anak tersebut. Kami siap untuk memberikan bantuan bagi kesembuhan anak ini," kata Dr. Titin.

            Pada kesempatan itu Bupati Indramayu memberikan bantuan untuk meringankan beban penderitaan keluarganya sampai menunggu proses operasi. Kehadiran Bupati Indramayu kedaerah yang bersebelahan dengan Sungai Cimanuk itu disambut oleh puluhan ibu-ibu yang sangat mencintai pemimpinnya itu.

 

            Pada hari sebelumnya, Selasa (15/1), Bupati Indramayu juga mengunjungi rumah keluarga nelayan yang hilang akibat hantaman ombak besar dan memberikan bantuan kepada keluarga Suwarto warga Blok Sawah Sekotak RT 03 RW 01 Desa Karangsong Kecamatan Indramayu salah seorang nelayan yang hilang karena ombak besar. Selain kepada Suwarto bantuan juga diberikan kepada keluarga Slamet, nelayan lain yang sampai saat berita ini ditulis belum diketemukan. (deni/humasindramayu).



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu