Langsung ke konten utama

Gemilang Si Ayu Sokong Produksi Padi Nasional

INDRAMAYU 21/11/2012 (www.humasindramayu.com) - Persediaan  beras dalam negeri sangat penting bagi ketahanan pangan Indonesia. Hal ini dikarenakan beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun seharusnya beras dapat digantikan dengan makanan mengandung karbohidrat lainnya sepert roti, jagung, sagu, atau ubi.

 

Dalam upaya konversi beras sebagai makanan pokok, saat ini masih terkendala dengan anggapan  sebagian besar masyarakat bahwa sebelum makan nasi belum dikatakan makan, atau hanya sekedar berfungsi sebagai cemilan. Hal ini tentunya cukup menyulitkan pemerintah, terutama dengan semakin terbatasnya lahan pertanian yang ada, jumlah petani yang terus berkurang, dan diperburuk dengan perubahan iklim yang ekstrim  dan pemanasan global yang menyebabkan tidak menentunya musim serta kekeringan.

 

Menyadari hal tersebut, maka upaya peningkatan produksi beras nasional terus dilakukan, termasuk di Indramayu yang merupakan salah satu daerah lumbung  padi Indonesia. Upaya ini tentunya membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, terutama para petani Indramayu. Para petani harus dapat beradaptasi dan selalu ter-up date dengan informasi yang dapat membantu untuk mempertahankan produksinya dan menghadapi seluruh tantangan yang ada, khususnya dalam hal metode dan teknologi terbaru.

 

Secara nasional pada tahun 2012 ini pemerintah telah menargetkan peningkatan produksi padi sebesar 7 %, dan untuk Kabupaten Indramayu ditargetkan mengalami peningkatan produksi sebesar 10 %.

Peningkatan target produksi padi pada tahun 2012 ini tidak terlepas dari perolehan produksi pada pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 produksi padi secara nasional mencapai 70,6 juta ton gabah kering giling (GKG). Sementara kontribusi dari Jawa Barat untuk nasional itu mencapai 12,556 juta ton GKG.


Peningkatan produksi padi ini, tidak lantas membiarkan begitu saja terjadi secara alamiah. Akan tetapi pemerintah daerah dituntut untuk menemukan ramuan mujarab agar peningkatan produksi padi ini bisa tercapai di daerahnya masing-masing. Maka Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Pertanian dan Petrnakan meluncurkan pogram Gerakan Masyarakat Untuk Intensifikasi Lahan dan Peningkatan Produksi Padi Indramayu atau disingkat dengan Gemilang Si Ayu. (deni/www.humasindramayu.com)

 


--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu