Langsung ke konten utama

RILIS UNTUK HARI SENIN (KALO BISA)

Bupati Hj. Anna Gendong Penderita Hydrocepalus

 

INDRAMAYU 19/10/2012 (www.humasindramayu.com) – Hanifah Apriyani (1,5) penderita Hydrocepalus mungkin belum merasakan apa yang tengah dideritanya. Tapi bagi kedua orang tuanya, sakit yang diderita anaknya itu membuat hati miris. Betapa tidak miris, melihat buah hati menanggung derita berkepanjangan.

 

Ingin rasanya membawa Hanifah ke dokter agar buah hatinya sembuh dan ia dapat hidup normal seperti anak-anak lainnya. Namun apa daya, Burhanuddin, ayah Hanifah hanya bekerja sebagai buruh bangunan yang penghasilannya tidak menentu. Hal ini membuat Burhanudin mengurungkan niatnya membawa Hanifah berobat, karena ia tahu biaya untuk kesembuhan Hanifah sangat mahal. Akhirnya Burhanudin hanya dapat pasrah.

 

Tetapi, pada Jum'at (19/10) di Pendopo Indramayu, Badrudin bernafas lega. Pasalnya ia bertemu langsung dengan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah di kegiatan Rakyat Ketemu Bupati (RKB). Dihadapan orang nomor satu di Indramayu itu, Burhanudin warga Desa Sindang Kecamatan Sindang menyampaikan keluh-kesahnya.

 

Mendengar penderitaan masyarakatnya, secara refleks Bupati Anna langsung mengambil anak tersebut dalam pangkuan ibunya, lantas digendongnya Hanifah dan didudukan di pangkuannya dengan penuh kelembutan dan keibuan.

 

Setelah diperiksa oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. Dedi Rohendi dan Direktur RSUD Indramayu dr. Ahmad Rosdi yang turut hadir di kegiatan RKB, beruntung penyakit yang diderita Hanifah Apriyani secara medis masih dapat disembuhkan.

 

"Sing sabar ya nok, engko delat maning diobati," kata Bupati Hj. Anna mengajak bicara dengan bayi dalam pangkuannya.

 

"Bapa-e gah sing sabar ya Pak. Aja mikiri biaya kanggo berobat. Pemerintah nanggung biaya pengobatan senok, sing penting Hanifah waras," lanjutnya.

 

Di samping, Hanifah Aryani, warga lain yang mendapat bantuan dari Bupati Hj. Anna adalah Rotipah, Desa Panyindangan Kulon, yang menderita penyakit paru-paru kronis, Fajar Febri Oktavianto, warga Desa Rambatan Wetan, yang mengharapkan bantuan pengobatan penyakit kanker tulang yang tidak bisa dioperasi karena komplikasi, Witri, warga Desa Rambatan Wetan, yang mengharapkan bantuan pengobatan mental dan biaya hidup, Taufan, warga Desa Babadan, yang mengharapkan bantuan kaki dan tangan palsu, serta Nadi, warga Desa Pamayahan yang mengharapkan bantuan pengobatan untuk penyakit istrinya yang menderita kanker payudara.

 

Pada kesempatan tersebut, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah berharap masyarakat yang mengalami penderitaan ini agar bersabar dan tawakal. Ia juga meyakinkan pada masyarakat bahwa Pihaknya berusaha secara optimal untuk meringankan beban penderitaan masyarakat Indramayu yang tengah mengalami kesusahan.

 

"Jika ada anggota keluarga kita yang sakit, kita harus tetap ikhtiar. Apalagi jika yang sakit itu anak kita. Tentu harus diupayakan seoptimal mungkin. Mereka adalah ladang amal kita. Kita harus tetap memberikan harapan kepada mereka yang sakit," ujarnya.

 

Selain memberi bantuan di bidang kesehatan, Bupati Indramayu juga memberi bantuan biaya pendidikan untuk Indra, siswa SMK Ma'arif Langut, Qoulitsabit, siswa SMK Telematika, Cecep warga Desa Larangan yang ingin melanjutkan sekolah ke SLTA, serta Danengsih warga Desa Larangan.

 

Sementara ayah Hanifah, Burhanuddin, mengungkapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Bupati Indramayu. Menurutnya, bantuan yang diberikan Bupati Hj. Anna sangat berarti bagi keluarganya. "Alhamdullah sekarang saya dapat bernafas lega. Mudah-mudahan anak saya dapat sehat kembali. Terima kasih Ibu Bupati," ujarnya. (deni/dedi/www.humasindramayu.com)

 



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu