Langsung ke konten utama

Pejabat KLH Observasi di Indramayu

INDRAMAYU 30/10/2012 (www.humasindramayu.com) – Kabupaten Indramayu kembali mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Kali ini sebanyak 40 orang pejabat di lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup yang tergabung dalam peserta Diklatpim IV, melakukan observasi lapangan (OL) di Kabupaten Indramayu. Kedatangan peserta OL ini diterima langsung Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si di Ruang Ki Tinggil Setda Indramayu, Selasa (30/10).


Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Kementrian Lingkungan Hidup Drs. Hendra Setiawan mengungkapkan, selama 3 hari di Kabupaten Indramayu peserta akan dibagi tugasnya di OPD yakni Kantor Lingkungan Hidup (KLH), Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla), Dinas Pemuda dan Olahraga (Disporabudpar), dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Indramayu.


"Peserta ini, akan mencoba mempelajari, memahami, dan memecahkan permasalahan yang muncul di OPD tempatnya bertugas. Jika hal ini bisa dilakukan  maka peserta telah berhasil memecahkan masalah," kata Hendra.

Sementara itu Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si dalam sambutan penerimannya mengatakan, menyambut baik kedatangan peserta OL ini. Diharapkan, dengan kedatangan peserta ini bisa memberikan ilmu baru bagi para OPD yang menjadi tempat OL.


Lingkungan hidup, menurut wabup, merupakan aset bangsa yang harus di jaga kelestariannya. Hal tersebut dikarenakan keberlangsungan lingkungan hidup akan ikut menentukan keberlanjutan pembangunan dan kehidupan manusia di masa yang akan datang. Lingkungan hidup tidak hanya menyediakan tempat untuk tinggal, makanan, dan sumber daya alam lainnya, tetapi lingkungan hidup juga membantu menyediakan udara yang bersih untuk dihirup setiap harinya.

 

Meski demikian, seringkali masyarakat lalai dan mengabaikan kelestarian lingkungan di sekitarnya seperti perilaku yang kecil, seperti membuang sampah sembarangan hingga perilaku yang lebih besar seperti merusak hutan. Pembangunan dan optimalisasi sumber daya alam berlebihan tanpa diimbangi dengan upaya pemeliharaan juga tidak jarang dilakukan. Akibatnya, alam pun murka dengan memberikan  banyak sekali bencana, seperti: banjir, tanah longsor, gempa, hingga tsunami.

 

"Untuk itu, sudah saatnya kita memberikan perhatian lebih terhadap lingkungan alam sekitar kita dan memperbaiki kesalahan yang telah kita perbuat sebelumnya. Melestarikan lingkungan merupakan  tugas kita bersama dan membutuhkan dukungan dari seluruh pihak, baik dari unsur pemerintah maupun non pemerintah. Tanpa dukungan seluruh pihak, maka mustahil bagi upaya-upaya tersebut untuk berjalan dengan sukses," tegas wabup.

 

Pemerintah Kabupaten Indramayu,  saat ini menyadari kekurangan  dalam pengelolaan lingkungan hidup.  Diharapkan para peserta OL ini dapat ikut mendukung upaya tersebut dengan memberikan masukan berupa solusi ataupun saran-saran yang dapat membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi Indramayu dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan yang ada. (deni/www.humasindramayu.com)



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu