Langsung ke konten utama

Fwd: PRESS REALESE



---------- Pesan terusan ----------
Dari: Humas Indramayu <humasindramayu@gmail.com>
Tanggal: 7 Oktober 2012 17:14
Perihal: PRESS REALESE
Ke: oetid <oetid@yahoo.com>, abu_mitradialog <abu_mitradialog@yahoo.com>, jujunjuhanda@yahoo.co.id, kapten_ok <kapten_ok@yahoo.com>, udang_bago <udang_bago@yahoo.com>, joko pambudi <j.pambudi@yahoo.com>, agussugianto@fajar-cirebon.com


Potensi Daerah Bermunculan

Pendopo Milik Rakyat

                INDRAMAYU 7/10/2012 (www.humasindramayu.com) - Kirab budaya dan pawai pembangunan yang dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah dan Kecamatan dalam rangkaian peringatan hari jadi Indramayu ke-485 merupakan acara puncak dalam peringatan hari jadi Indramayu.    Betapa tidak, di tengah terik matahari yang menyengat tubuh, ribuan masyarakat Indramayu tumpah ruah memadati halaman Pendopo Indramayu untuk menyaksikan kirab budaya dan pawai pembangunan.

                Antusiasme masyarakat Indramayu dalam memperingati kota kelahirannya terbilang luar biasa. Selepas sholat Lohor, saat cuaca sedang panas-panasnya, mereka berbondong-bondong mendatangi pendopo, padahal acara baru akan dibuka oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah pada pukul 14.00.

                Tepat pukul 14.00 Bupati Indramayu melepas peserta kirab budaya dan pawai pembangunan. Suara alunan berbagai musik pun bergemuruh ditabuh. Satu persatu peserta kirab budaya dan pawai pembangunan melintasi Bupati Indramayu untuk unjuk kebolehan. Maka, beragam atraksi kesenian dan potensi daerah Indramayu pun ditampilkan.

                Dari ranah kesenian, misalnya, peserta kirab budaya ada yang menampilkan tarian topeng, berokan, sisingaan, marching band, wayang orang barongsai, dan lain-lain. Sementara untuk potensi dareah ditampilkan hasil alam seperti padi, mangga, ikan, udang dan lain-lain.

Beberapa kecamatan seperti Kecamatan Lelea, menampilkan miniatur adat "ngarot" yang merupakan adat khas mereka. Sedangkan Kecamatan Patrol mengusung bawang sebagai identitasnya. Ini tentunya hal yang baru, mengingat Kecamatan Patrol tidak dikenal sebagai daerah penghasil bawang, tetapi di ajang pawai pembangunan kali ini Kecamatan Patrol ingin menunjukkan bahwa kini Patrol pun bukan hanya penghasil padi, namun juga daerah penghasil bawang yang patut diperhitungkan.

Menanggapi hal itu, Kabag Humas & Protokol Kabupaten Indramayu Drs. Wawan mengatakan, sinyelemen ini tentunya positif. "Ini membuktikan bahwa Kabupaten Indramayu sarat dengan potensi," ujarnya.

Dikatakan, potensi-potensi sumber daya alam di Indramayu harus terus dikembangkan, agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. "Indramayu itu memiliki segalanya. Selain sektor migas, Indramayu memilki sektor non migas yang tak kalah hebatnya. Laut punya, sawah dan ladang banyak terhampar. Hutan juga kita punya, yang apabila dikembangkan tentu akan menambah penghasilan daerah" jelasnya.

Menurut Wawan, kekayaan alam Indramayu yang beraneka ragam ini merupakan berkah yang harus disyukuri. Namun ia mengingatkan, berkah dapat menjadi musibah manakala pemanfaatannya sembrono, salah urus, dan hanya menguntungkan segelintir orang saja. "Kita tentu berharap Indramayu dengan kekayaannya yang berlimpah dapat mensejahterakan rakyatnya," pintanya.

Menyemut

Sementara itu dari ajang peserta kirab budaya dan pawai pembangunan, masyarakat semakin memadati Pendopo. Hari ini 7 Oktober 2012, pendopo memang milik rakyat. Masyarakat tidak sungkan untuk berbaur dengan tamu undangan yang terdiri dari para pejabat. Karena di sana-sini padat, sedangkan hasrat ingin menyaksikan kirab budaya dan pawai pembangunan begitu tinggi, akhirnya mereka pun berdiri persis di belakang Bupati Indramayu, menutupi tamu undangan. Berkali-kali Satpol PP menghalau mereka agar tidak di belakang Bupati. Tetapi hal itu ternyata tidak efektif. (dedi/www.humasindramayu.com)

 

  



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih




--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu