Langsung ke konten utama

“Bupati Saya Mau Sepeda”

INDRAMAYU 12/10/2012 (www.humasindramayu.com) – Tidak terbayang bagi Yusup seorang siswa MTS Kelas 1 warga Desa Cantigi Kulon Kecamatan Cantigi untuk mendapatkan sebuah sepeda secara langsung dari Bupati Indramayu. Keinginan Yusup tersebut disampaiakn langsung kepada Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika berlangsung kegiatan Rakyat Ketemu Bupati (RKB) yang berlangsung di Ruang Nyi Mas Endang Darma Pendopo Indramayu, Jum'at (12/10).

 

Yusup yang setiap harinya bersekolah dengan cara berjalan kaki sejauh 4 kilometer ini nampaknya sangat bahagia dengan pemberian oleh Bupati Indramayu tersebut. Dengan sepeda barunya itu, kini dia tidak berjalan kaki lagi untuk pergi ke sekolahnya. "Terima kasih bu bupati, saya ingin sepeda langsung dikabulkan. Saya tidak jalan kaki lagi kalau ke sekolah." Kata Yusup.

 

Pada RKB yang berlangsung tersebut, bukan hanya Yusup yang menyampaiakan keluh kesahnya terhadap Bupati Indramayu. Tapi juga ada Casmirah warga Desa Lamaran Tarung yang menginginkan bantuan modal. Kemudian Rasinih warga Desa Panyingkiran Kidul yang juga menginginkan modal usaha untuk jualan rumbahnya. Umyati warga Desa Cantigi Wetan yang menginginkan bantuan keperluan untuk sekolahnya hingga SMA, dan Wastonah warga Desa Panyingkiran Lor yang mengharapkan adanya rehab terhadap rumahnya yang rusak parah.

 

Sementara warga yang berasal dari Kecamatan Arahan yang datang langsung ke Bupati yakni Darkawi warga Desa Arahan Lor yang menghendaki jualan sayurannya bisa ditingatkan dengan bantuan modal dari bupati. Kemudian Tarsinih warga Desa Arahan Kidul menginginkan agar penyakit batuk yang sudah diindapnya selama 3 tahun bisa disembuhkan. Sedangkan Dasiyah warga Desa Sukasari menginginkan agar izasah sekolah MA Fatahilah yang selama ini masih tertahan bisa diambilnya. Sukarjo warga Desa Linggajati mengeluhkan penyakitnya selama 6 tahun yang jika kencing terasa sakit. Dan Munjilin warga Desa Tawangsari berharap agar rumahnya yang hendak roboh bisa segera diperbaiki.

 

Mendengar keluhan dari masyarakatnya itu, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah langsung meresponnya dengan segera memerintahkan kepada kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk segera menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan pendidikan. Sementara untuk Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur RSUD untuk segera mengambil tindakan dan mengobati warga yang sakit. Sementara bagi yang membutuhan modal, bupati langsung memerintahkan kepada pengurus BAZ untuk membantunya. (deni/www.humasindramayu.com)



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu