Langsung ke konten utama

Bupati Indramayu Gosok Gigi Bersama Anak-Anak

INDRAMAYU 15/10/2012 (www.humasindramayu.com) - Kesadaran akan pentingnya kesehatan harus ditanamkan sedini mungkin. Sejak kecil, anak-anak harus diajarkan dan dibiasakan untuk menjaga kesehatan. Tidak perlu dengan masalah yang rumit-rumit, yang membuat kening berkerut, tetapi dapat juga melalui hal yang kecil-kecil yang mungkin terkesan sepele, namun memberikan dampak yang cukup besar bagi kesehatan.

Demikian dikatakan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah saat meluncurkan program Fit For Shool yang ditandai dengan mencuci tangan dan menyikat gigi secara bersama-sama dengan para pelajar SDN Margadadi Indramayu, Senin (15/10).

 

Dikatakan, dengan memperkenalkan dan menanamkan sedini mungkin pelajaran tentang kesehatan, penyakit ringan, sedang, maupun berat khususnya pada anak-anak diharapkan dapat dicegah.

 

Meski demikian, ujar orang nomor satu Indramayu itu, menanamkan kesadaran pada anak-anak tentunya tidak mudah. "Minimnya pengetahuan yang dimiliki anak-anak, serta kesadaran maupun pemikirannya yang masih belum matang, membuat anak-anak mudah tergoda terhadap ajakan yang kadangkala negatif," katanya.

 

Untuk itu, tandasnya, para orang tua diharapkan dapat membimbing, mengawasi dan mengarahkan, serta memberikan contoh yang baik bagi anak-anak. "Kita berharap anak-anak tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang hebat sesuai dengan harapan. Namun tentunya kita tidak boleh hanya sekedar memberi nasehat kepada mereka sementara kita sendiri melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang kita ajarkan kepada mereka," pintanya.

 

Dijelaskan, meskipun pengetahuan dan pemikirannya sederhana, anak-anak sesungguhnya memiliki logika dan sikap kritisnya sendiri terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, lanjutnya, sebagai teladan bagi anak-anak sudah sepantasnya para orang tua untuk terlebih dahulu memperbaiki diri, karena perilaku orang tua menjadi contoh dan panutan bagi anak-anaknya.

 

"Anak ibarat selembar kertas putih. Kalau kita mengisinya dengan baik, maka baik pula hasilnya. Begitu juga sebaliknya. Kalau kita memberi contoh buruk, maka anak pun dengan mudah meniru perilaku buruk itu," tandasnya.

 

Menurut Bupati Hj. Anna, program Fit for School ini suatu program yang terkesan sederhana namun memiliki manfaat yang luar biasa, tidak hanya bagi anak-anak, tapi juga bagi masyarakat, bangsa dan negara.

 

Sementara itu Panitia Penyelenggara Dra. Hj. Sri Bekti K, M.Si mengatakan, program Fit For School ini merupakan buah kerjasama antara TP UKS Propinsi Jawa Barat dengan Germani Internasional Development (GIZ). Di Kabupaten Indramayu terdapat 6 sekolah yang mendapatkan bantuan program tersebut yakni SDN Margadadi IV, V, VI, VI,VII, SDN Pabean Udik I, dan MI PUI Sindang dengan jumlah siswa 2.187 orang.

 

Pada kesempatan itu turut hadir perwakilan dari GIZ Mr. Zuan Alfonco, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Prof DR Wahyudi Zarkasyi dan lainnya. Seusai peluncuran program, Bupati Indramayu menyempatkan untuk melakukan cuci tangan dan menggosok gigi bersama dengan anak-anak sekolah. (deni/dedi/www.humasindramayu.com)

 

 



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu