Langsung ke konten utama

Bupati Rujuk Warniti ke RSCM

JATIBARANG 4/9/2013 (www.humasindramayu.com0 – Jika tidak ada halangan, hari ini, Selasa (4/9), Warniti yang menderita kanker payudara stadium 4 akan dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk menjalani penanganan medis oleh tim ahli. Dirujuknya perempuan 32 tahun itu atas kehendak Bupati Indramayu, Hj Anna Sopahanah saat menjenguk Warniti di kediamannya, Senin (3/9) siang kemarin.

 

Kehadiran orang nomor satu di lingkungan Pemkab Indramayu yang cukup mengejutkan keluarga Sutarno (42) di Blok Como RT 13/04, Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, juga menjadi perhatian masyarakat di desa setempat. Pasalnya, kedatangan bupati tersebut sangat mengejutkan karena tanpa pengawalan dan pemberitahuan sebelumnya.

 

Dalam kesempatan itu, Bupati Hj Anna mengaku terkejut dan prihatin ketika menerima kabar adanya seorang warganya yang menderita penyakit berat dan tidak mampu untuk menjalani pengobatan akibat tidak memiliki biaya. Sambil duduk bersimpu di dekat Warniti, bupati tampak menanyakan awal penyakit yang dideritanya hingga keadaan keluarganya. Dalam perbincangan itu, bupati terus memberikan motivasi untuk kesembuhan penyakit yang diderita dalam kondisi hamil 8 bulan itu.

 

Menjawab keinginan suami Sutarno dan Warniti, bupati langsung memutuskan untuk segera merujuknya ke RSCM sesuai surat rujukan dari RSUD Indramayu. "Besok (hari ini, Selasa, red) langsung dibawa ke RSCM. Ruangannya sudah disiapkan, dan kami dari pemerintah daerah akan membantu biayanya," ungkapnya.

 

Sementara itu, Sutarno tidak menyangka akan kedatangan bupati yang selama ini hanya dilihatnya pada baliho, sapnduk, media cetak maupun tayangan televise saja. Menurutnya, bentuk perhatian yang disampaikan bupati merupakan kebahagiaan bagi keluarganya. Terlebih dengan adanya bantuan untuk keperluan dapur dan bekal di Jakarta nanti. "Kalau tidak dibantu berobatnya tidak ada biaya. Terima kasih kepada Ibu Bupati Anna. Saya kaget dan tidak percaya rumah saya didatangi tamu bupati," pungkasnya. (tar/deni/www.humasindramayu.com)

 



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu