INDRAMAYU 17/8/2012 (www.humasindramayu.com) - Upacara puncak peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 67 tingkat Kabupaten Indramayu berjalan lancar dan khidmat. Bertindak selaku inspektur upacara Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah dan dipusatkan di Alun-alun Indramayu.
Upacara puncak diawali dengan pengibaran duplikat bendera pusaka oleh Paskibraka dan Batalyon Arhanudse 14. Derap langkah Paskibraka mendapatkan perhatian dari peserta dan juga undangan lainnya. Anggota Paskibraka yang membawa bendera duplikat adalah Ritta Indri Kurniasari siswa SMKN 2 Indramayu sementara pembawa bendera pusaka adalah Nurhidayati siswa SMKN 1 Indramayu. Sedangkan untuk pembentang bendera adalah Samsudin siswa SMKN 2 Indramayu, pengerek bendera adalah Moh O'an Farhani siswa SMKN 1 Krangkeng, dan pembawa bendera tengah adalah Nicko Anggara siswa SMAN 1 Sindang.
Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Teks Pancasila oleh Komando Distrik Militer 0616 Indramayu, Pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945 oleh unsur dari Polres Indramayu, dan teks Proklamasi dibacakan oleh Ketua DPRD Indramayu. Sementara bertindak selaku Komandan Upacara Kapten Infantri Yanto.
Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah dalam amanatnya mengatakan, peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan saat ini sangat istimewa bagi masyarakat Indramayu. Hal ini bisa dilihat ke masa proklamasi kemerdekaan pada waktu itu, mengingat peringatan pada hari ini jatuh pada bulan yang sama yaitu ramadhan.
"Suasana batin yang istimewa dalam keadaan puasa ramadhan dan kemerdekaan bagi bangsa kita, merupakan anugrah yang luar biasa. Karena pada saat yang bersama meraih kemenangan setelah berpuasa, sholat tarawih, menunaikan zakat infaq dan sodaqah, membaca Al-Quran, Qiyamul Lail, iktikaf dan lainnya. Kita juga meraih kemenangan dan kebebasan dari penjajahan bangsa lain." Katanya.
Saat ini, semua pihak dapat menikmati hasil perjuangan dan pengorbanan jiwa raga para pahlawan, yaitu merdeka dari pejajahan, merdeka dari ketakutan, dan merdeka dari ketiadaan kesempatan untuk maju.
Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, pada hakikatnya adalah menikmati keindahan makna Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya, bahwa bangsa Indonesia diciptakan sebagai bangsa yang beragam, bukan seragam. Bukan hanya keragaman suku dan etnis, tetapi juga keragaman kepercayaan, strata sosial, maupun keragaman fisik.
"Peringatan Hari Proklamasi saat ini merupakan momentum strategis bagi kita untuk mengukur sejauhmana pembangunan yang telah kita laksanakan. Tentunya kita senantiasa sadar, bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, lima atau sepuluh tahun, tetapi memerlukan proses lama yang berkelanjutan dan berkesinambungan," katanya. (deni/www.humasindramayu.com)
--