Langsung ke konten utama

Bupati Indramayu Kukuhkan 50 Paskibraka

INDRAMAYU 16/8/2012 (www.humasindramayu.com) - Menjelang Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-67 yang jatuh hari ini, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengukuhkan 50 anggota Paskibraka. Pengukuhan berlangsung Kamis Malam (16/8) di Pendopo Kabupaten Indramayu.

 

Ke-50 anggtota Paskibraka yang baru dikukuhkan itu merupakan hasil seleksi siswa/siswi kelas X SMA, SMK, dan MA se-Kabupaten Indramayu yang berjumlah 826 orang. Dari jumlah tersebut Kabupaten Indramayu berhasil mengirimkan 2 (dua) orang Paskibraka ke tingkat Provinsi yakni Denis Faizal dari SMK Negeri 1 Anjatan dan Putri Rizki Paradila dari SMA Negeri 1 Jatibarang.

 

Anggota Paskibraka yang dikukuhkan itu akan bertugas sebagai pengibar duplikat bendera pusaka pada puncak peringatan HUT RI ke-67. Setiap Hari Minggu mereka berlatih sejak Bulan April sampai dengan Bulan Juni yang bertempat di Alun-alun Indramayu. Sedangkan sejak tanggal 9-18 Agustus mereka melakukan pemusatan latihan yang bertempat di Wisma Haji dan bekerjasama dengan Pasukan 45 dari TNI Batalyon Arhanudse 14.

 

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah dalam sambutannya mengatakan, anggota Paskibraka adalah putera-puteri terbaik yang telah mendapatkan kepercayaan dan kehormatan untuk mengemban tugas yang sangat membanggakan dan mulia.

 

"Para pendahulu dan pahlawan telah berjuang mengorbankan jiwa dan raga untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini perjuangan mereka diabadikan secara simbolik dengan mengibarkan Sang Merah Putih di bumi pertiwi. Oleh karena itu, kalian harus merasa bangga karena mendapatkan tugas mulia untuk mengibarkan Sang Merah Putih tepat pada tanggal 17 Agustus tahun 2012 di Alun-alun Kabupaten Indramayu," kata bupati memberi motivasi pada anggota Paskibra.

 

Ditambahkan, generasi muda Indramayu diharapkan bisa tampil untuk melanjutkan kepemimpinan bangsa. Bupati berharap akan muncul generasi penerus yang memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik, cerdas, berpengetahuan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki semangat untuk mengabdi dan berbuat yang terbaik untuk negaranya.

 

Pada kesempatan itu Bupati Hj. Anna juga meminta agar pelajar Indramayu memiliki dan dapat mengembangkan lima sifat positif yaitu, pertama, sungguh-sungguh menjadi putera bangsa yang beriman dan berkarakter; kedua, selalu mengasah ilmu untuk benar-benar menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan rasional. ketiga, mengembangkan sifat inovatif, kreatif, dan budaya unggul untuk menghadapi globalisasi dan transformasi. Dalam hal ini, para generasi muda diharapkan tidak hanya sekedar melakukan sesuatu, tapi melakukan yang terbaik.

 

Keempat, tidak ada sesuatu yang mudah diraih. Hampir pasti akan menghadapi masalah, tantangan dan uji coba. Oleh karena itu, harus memiliki mental dan semangat "harus bisa". Seberapa pun persoalan yang dihadapi, pasti ada solusi, serta kelima, jadilah patriot yang bertanggung jawab dan cinta tanah air, sebagaimana yang baru saja diikrarkan sebagai anggota paskibraka. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

                                                                 



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu