Langsung ke konten utama

Odang Kusmayadi Dilantik Menjadi Kadisdik

INDRAMAYU 11/7/2012 (www.humasindramayu.com) – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah melantik dan mengambil sumpah DR. H. Odang Kusmayadi, MM sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu. Pelantikan berlangsung di Pendopo Raden Bagus Aria Wiralodra, Rabu (11/7) pagi.

 

Penetapan Odang Kusmayadi sebagai kepala Dinas Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Indramayu Nomor 821.22/Kep.320-BKD/2012 tanggal 11 Juli 2012, sebelumnya Odang Kusmayadi menjabat sebagai sekretaris pada dinas yang sama dan kini didefinitipkan menjadi seorang kepala dinas.

 

Pada kesempatan itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menegaskan kepada kepala Dinas Pendidikan yang baru agar sungguh-sungguh dalam bekerja terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Indramayu. Hal lain yang juga harus mendapatkan perhatian yakni pemerataan guru PNS disetiap sekolah yang sampai saat ini masih terus berjalan.

 

"Kinerja Kadisdik harus lebih ditingkatkan lagi, dan ini harus didukung oleh unsur para kepala sekolah untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang lebih bermutu. Sehingga pada akhirnya kualitas pendidikan anak-anak Indramayu bisa bersaing dengan daerah lain." kata bupati.

 

Pelantikan kepala Dinas Pendidikan tersebut, selain dihadiri para pejabat eselon II dan III dilingkup Pemkab Indramayu, juga dihadiri oleh para kepala sekolah dan unsur forum koordinasi pimpinan daerah (Muspida). (deni/www.humasindramayu.com)



--
Terima Kasih Partisipasi Anda,
Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka...

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar           Pemerintah Kabupaten Indramayu terus melakukan upaya untuk mengenalkan warisan dan budaya   leluhur berupa batik kepada masyarakatnya dan juga dunia luar. Salah satu upaya mengenalkan batik Indramayu adalah dengan mengeluarkan kebijakan penggunaan batik khas Indramayu bagi para PNS dilingkungan Pemkab Indramayu.           Berdasarkan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 27 tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, setiap hari Kamis harus mengenakan pakaian batik khas Indramayu dengan motif Bokong Semar.           Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, Motif Bokong Semar merupakan salah satu motif yang telah mendapatkan hak paten dengan nomor hak cipta 023972. Motif ini biasanya berwarna dasar hitam dan ragamnya berhias warna warni atau hanya putih. Motif ini terinspirasi oleh tokoh pewayangan Semar yang memakai sarung atau kain berwarna hit...

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu...