Langsung ke konten utama

284 Pejabat Indramayu Dimutasi

INDRAMAYU 13/7/2012 (www.humasindramayu.com) – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah kembali memutasi 284 pejabat dilingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, Kamis (13/7), berlangsung di Pendopo Raden Bagus Aria Wiralodra. Mutasi ini merupakan jawaban terhadap beberapa posisi yang selama ini kosong karena pensiun.

 

Untuk jabatan eselon II terdapat 8 orang pejabat yang terkena mutasi yakni Drs. Wahidin, MM yang semula menjabat Asisten Ekonomi dan Pembangunan kini menjadi Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB), Drs Susanto, BAE yang semula Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata kini mengisi posisi Asisten Ekonomi dan Pembangunan.

 

Sementara itu Drs Umar Budi Karyadi yang semula Kepala Badan Penanaman Modal dan Perijinan (BPMP) kini kembali menjabat Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata. Drs. H. Dono Djoeanda Endo yang semula Asisten Administrasi kini menjadi Kepala Badan Penanaman Modal dan Perijinan. Selanjutnya Didi Kusmulyadi, SH semula Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan kini menjabat Asisten Administrasi, sementara itu dr. H. Dedi Rohendi, MARS semula Direktur RSUD kini menjabat Kepala Dinas Kesehatan, sedangkan Direktur RSUD kini dijabat dr. H. Ahmad Rosdi yang semula Kabid Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan.

 

Untuk  eselon III terdapat 62 pejabat yang terkena mutasi diantaranya Drs. Daryan yang semula Kabid Ekstrakurikuler pada Dinas Pendidikan kini menjabat Sekretaris pada dinas tersebut. Drs. H. Sugino yang semula Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan kini menjabat Kepala Bagian Organisasi pada Sekretariat Daerah. Sementara Dra. Masayu Nurhayati Roni yang semula Kabag Organisasi kini menjadi Sekretaris pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan.

 

Untuk posisi camat juga banyak mengalami pergeseran diantaranya Basuni, SIP yang semula Camat Balongan kini menjadi Camat Kroya, sementara Camat Kroya yang seblumnya Drs. Darim kini menjadi Camat Cikedung, sedangkan Camat Cikedung Iim Nurahim S.Sos kini menjadi Camat Sindang. Sekretaris Kecamatan Krangkeng Hasanudin S.Sos kini ditetapkan menjadi Camat Pasekan.

 

Sementara itu untuk eselon IV terdapat 214 pejabat yang terkena mutasi diantaranya Drs. Kodim yang semula Kasubbag Umum dan Kepegawaian pada Kantor Camat Karangampel kini menjadi Kasi Kesejahteraan Sosial pada Kantor Camat Sliyeg, H Dedy Suprayogi S.Sos yang semula Kepala UPTD RSPD pada Dishubkominfo kini menjabat Kasubbag Bina Informasi pada Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu.

 

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seusai melantik dan mengambil sumpah para pejabat tersebut mengungkapkan, dengan adanya mutasi ini diharapkan semangat kinerja dapat lebih ditingkatkan lagi. Para pejabat yang baru menempati posisinya tersebut diharapkan dapat segera berkoordinasi baik dengan atasannya maupun rekan kerja lainnya agar pemerintahan terus tetap berjalan. (deni/www.humasindramayu.com)



--
Terima Kasih Partisipasi Anda,
Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu