Langsung ke konten utama

Dari Sewo Hingga Pendopo Masyarakat Sambut Adipura

INDRAMAYU 6/6/2012 (www.humasindramayu.com) – Meskipun hujan sejak pagi terus mengguyur hampir diseluruh wialayah Kabupaten Indramayu, namun hal itu tidak menyurutkan ribuan warga untuk menyambut kedatangan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah yang telah berhasil kembali mendatangkan Piala Adipura dan Adiwiyata di Kabupaten Indramayu.

 

Semenjak kedatangan di perbatasan Indramayu yakni di Jembatan Sewo, Bupati Indramayu sudah disambut oleh ratusan orang yang akan mengantarnya ke Pendopo Kabupaten Indramayu. Tampak ikut menyambut kedatangannya yakni Plt. Sekretaris Daerah Ahmad Bahtiar, SH. Camat Sukra Teguh Budiarso, S.Sos, petugas kebersihan, OKP, Ormas, dan ratusan warga sekitar yang ingin melihat secara langsung Bupati Indramayu dan piala yang dibawanya.

 

Begitu sampai di kantor Sub Sektor Sukra yang dijadikan sebagai tempat untuk istirahat, Bupati Indramayu menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak dan menyalami warga masyarakat yang berada disekitar tempat itu yang telah lama menunggu kehadirannya.

 

Setelah rehat, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan panjang menyusuri jalur pantura dengan mendapatkan pengawalan ketat dari pihak kepolisian, Satpol PP, dan petugas Dishubkominfo, iring-iringan kendaraan dimulai. Setelah dilepas oleh Camat Sukra Tegug Budiarso selanjutnya rombongan menuju Kecamatan Patrol, di kecamatan ini ratusan pelajar dan para pegawai serta masyarakat turun ke jalan untuk menyambut piala sebagai lambang kota terbersih itu, bahkan ketika melewati pasar Patrol di kedua sisi bahu jalan masyarakat dan juga pedagang membaur untuk melihat dari dekat bupati perempuan pertama di Indramayu itu.

 

Begitu memasuki wilayah Kandanghaur, penyambutan lebih meriah lagi hal ini dikarenakan Camat Kandanghaur turun ke lapangan secara langsung dengan berbaur dengan masyarakat, bahkan kendaraan dinas camat dipergunakan untuk memobilisasi masa untuk memadati jalur pantura Kandanghaur. Berabagi aksesoris dan bunyi-bunyian ikut meramaikan penyambutan piala yang sempat lolos tahun lalu ini. Hal yang sama juga terjadi di wilayah Kecamatan Losarang.

 

Memasuki wilayah Kecamatan Lohbener, keramaian dalam penyambutan semakin meriah, masyarakat yang rindu dengan perolehan piala Adipura semakin memadati jalan dari Simpang Lohbener menuju Indramayu kota. Bahu jalan sebelah kanan dan kiri terus dipadati oleh ribuan orang yang terus melambaikan tangannya kepada rombongan pembawa piala Adipura yang dibawa oleh nang dan nok Dermayu. Kerumunan orang pun terus berjejer hingga ke jembatan Bangkir.

 

Melihat banyaknya warga masyarakat yang menyambut, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah terus melambaikan tangan dan senyuman dari balik jendela kendaraan yang ditumpanginya. Bahkan ketika memasuki wilayah Kecamatan Sindang, terutama ketika akan melewati SMPN Unggulan yang merupakan sekolah peraih Adiwiyata Nasional yel-yel terus berkumandang dan kemeriahan terus menghangatkan sepanjang jalan yang dilalui rombongan, selanjutnya melintasi depan kantor kecamatan Sindang alunan sholawat mengiringi konvoi kendaraan yang hendak memasuki pendopo.

 

Selanjutnya, memasuki halaman pendopo Indramayu kedatangan rombongan disambut oleh atraksi dari Polisi Cilik Dermayu (PCD) asuhan Polres Indramayu. Kemudian kedatangan Bupati Indramayu yang membawa piala Adipura dan Adiwiyata disambut oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Indramayu Drs. Abdullah Tohir dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (muspida). Pada kesempatan itu bupati menyampaikan bahwa penghargaan yang diterimanya ini sepenuhnya diserahkan kepada seluruh lapisan masyarakat Indramayu melalui DPRD Indramayu. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Terima Kasih Partisipasi Anda,
Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu