Langsung ke konten utama

SMKN 1 Indramayu Menuju Adiwiyata Mandiri

INDRAMAYU 16/5/2012 (www.humasindramayu.com) – SMK Negeri 1 Indramayu siap mengharumkan nama Indramayu ke tingkat nasional dengan siap meraih anugrah Adiwiyata Mandiri. Hal ini terungkap ketika tim penilai lomba Adiwiyata Mandiri diterima Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah, Rabu pagi (16/5) di ruang dalam Pendopo Nyi Endang Dharma.

 

SMK Negeri 1 Indramayu berhak mewakili Indramayu dan Jawa Barat setelah pada tahun sebelumnya meraih anugrah Adiwiyata. Pada lomba Adiwiyata Mandiri ini SMK Negeri 1 Indramayu harus bersaing dengan 75 sekolah lainnya di seluruh Indonesia.

 

Pada kesempatan itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah berharap agar pada lomba Adiwiyata Mandiri ini sekolah dari Indramayu bisa mengukir prestasi se maksimal mungkin, sehingga Kabupaten Indramayu bisa diperhitungkan pada level nasional.

 

Selain itu, dengan adanya penilaian Adiwiyata Mandiri ini diharapkan dapat merubah perilaku para siswa di sekolah itu. Hal yang juga sangat penting dari penilaian ini adalah program jangka panjang agar seluruh unsur terkait di sekolah itu dapat memahami visi dan misi dari sekolah itu.

 

Sementara itu Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu Drs. Zakaria Joko Hartawan, M.Si mengungkapkan, kerja keras semua pihak diharapkan benar-benar menghasilkan prestasi yang maksimal. Selain SMK Negeri 1 Indramayu yang berlomba di ajang Adiwiyata Mandiri, Pemkab Indramayu juga saat ini tengah mengusulkan untuk lomba Adiwiyata Nasional yakni SMPN Unggulan Sindang dan SMAN 1 Krangkeng yang penilainnya dilakukan pada minggu depan.

 

Pada penerimaan tersebut, turut hadir Plt. Sekretaris Daerah Ahmad Bahtiar, SH. Kepala OPD, kepala sekolah, serta undangan lainnya. Sementara itu tim penilai yang datang yakni Prof. DR. Endar Rusmanto dari Dirjen SMK pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Triyaka dari Kementrian Lingkungan Hidup. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu