Langsung ke konten utama

Pembangunan Untuk Kemakmuran Bersama

INDRAMAYU 23/5/2012 (www.humasindramayu.com) - Tujuan dari pembangunan adalah kemakmuran bersama. Pemerataan hasil pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk menciptakan kemakmuran bersama merupakan tujuan pembangunan yang ingin dicapai. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tanpa disertai pemerataan pembangunan hanyalah menciptakan perekonomian yang lemah dan eksploitasi sumber daya manusia. Kabupaten Indramayu dengan menerapakan visi Indramayu Religius, Maju, Mandiri, dan Sejahtera berupaya untuk menciptakan suatu kodisi yang sejahtera bagi seluruh lapisan masyarakatnya yang tersebar di 31 kecamatan.

Dari segi pendidikan, Kabupaten Indramayu masih mengalami masalah ketidakmerataan pendidikan. Angka lama sekolah di Indramayu baru mencapai 6,99 tahun, angka ini menunjukkan adanya ketidakmerataan pendidikan. Jika digeneralkan maka pendidikan masyarakat Indramayu baru mencapai tingkat sekolah dasar. Rendahnya tingkat pendidikan akan mengakibatkan rendahnya produktivitas dan berakibat pula pada rendahnya tingkat pendapatan. Kesenjangan tingkat pendidikan mengakibatkan adanya kesenjangan tingkat pendapatan yang semakin besar.

Di Indramayu persentase kematian ibu dan bayi masih sangat tinggi sejak tahun 2006- 2010 hampir setiap 1-2 bayi meninggal dan 5-6 ibu hamil meninggal setiap bulan. Angka ini cukup besar dan harus menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah daerah. Tingkat kematian balita yang tinggi akan mempengaruhi produktivitas sehingga tingkat pendapatan akan rendah. Fasilitas kesehatan yang kurang menjangkau ke daerah pedalama di Indramayu menyebabkan rendahnya kualitas kesehatan masyarakat.

Pemerataan hasil pembangunan perlu diupayakan supaya pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indramayu. Pemerataan pendidikan dan pemerataan fasilitas kesehatan merupakan salah satu upaya penting yang diharapkan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dengan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Keberhasilan pembangunan sangat berkaitan dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Pemerintah harus menciptakan kebijakan pembangunan yang tepat dalam upaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan pemerataan pembangunan. Peningkatan laju ekonomi tidak selalu dibarengi dengan pemerataan.

 Kemiskinan tidak dapat dihilangkan dengan hanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi. Ada tiga permasalahan umum yang menyangkut kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan permasalahan pemerataan pembangunan yaitu: Sumber dana pembangunan, Alokasi dana pembangunan, dan efektivitas dan efisiensi penggunaan dana pembangunan.

Dalam upaya pemenuhan keperluan dana bagi tugas umum pemerintahan dan pembangunan dapat dicarikan alternatif selain dari mengandalakan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang sampai saat ini masih menjadi andalan bagi pemerintah daerah hampir diseluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Indramayu.

Masalah kedua adalah alokasi dana pembangunan. Alokasi dana sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pemerintah harus serius dalam pengalokasian dana dengan benar. APBD Kabupaten Indramayu saat ini kondisinya masih sehat dengan komposisi antara belanja langsung dan tidak langsung masih sangat proporcional. Sementara banyak sekali daerah kab/kota lainnya yang tidak bisa mengelola keuangan daerah sehingga belanja pembangunan dengan kegiatan rutin lebih besar kegiatan rutin.

Masalah ketiga adalah masalah efektifitas dan efisiensi penggunaan dana. Dana yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kebocoran penggunaan dana harus diminimalisir, dengan harapan dana yang terbatas dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Penggunaan dana juga harus direncanakan dengan baik. Pada tahun anggaran 2011 yang lalu, penyerapan anggaran di Kabupaten Indramayu baru bisa terserap 86,87 persen. Artinya, penggunaan anggaran dalam pembangunan seperti yang sudah tersusun belum bisa dimaksimalkan secara baik.

Kini, setiap tahunnya Pemerintah Kabupaten Indramayu terus berupaya untuk melakukan pemerataan pembangunan. Meskipun, dalam pelaksanaannya tetap mengedepankan sekala perioritas. Sehingga pembangunan tidak hanya berada diwilayah perkotaan semata namun juga tersebar hinggá daerah pedalaman, (deni/www.humasindramayu.com)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu