Langsung ke konten utama

Wasman Tersenyum Rumahnya direhab BAZDA

ANJATAN 4/4/2012 (www.humasindramayu.com0 – Wajah Wasman (41) warga Desa Cilandak Lor Blok  Sabrang RT 15 RW 03 Kecamatan Anjatan, Selasa (3/4) tampak sumringah. Ia begitu bersemangat melihat 'calon rumah' barunya yang hampir rampung dibangun. Begitu juga dengan raut muka istrinya, Winah (38) yang terlihat berbahagia meski kucuran keringat tak henti menetes dari dahi dan pipinya.

 

Wajar jika kedua pasutri dengan dua orang anak ini sama-sama bersukacita. Pasalnya,  kediaman mereka yang hampir rubuh dan sering terendam banjir, kini berubah wujud dan bakal lebih nyaman setelah mendapatkan bantuan program rehab rumah dari Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Indramayu.

 

Ketua panitia pembangunan, Zidna Ilmi mengatakan, Desa Cilandak Lor mendapatkan 'jatah' bantuan program rehab rumah gakin untuk 1 unit. Nilainya sebesar Rp5 juta.

 

Setelah itu, pihaknya selaku ketua UPZ Desa Cilandak Lor berunding dengan Pemdes setempat, dan akhirnya menyepakati rumah Wasman yang dinilai lebih layak untuk mendapatkan program tersebut.

 

Sejatinya kata Zidna, pembangunan rumah milik buruh tani itu tidak cukup dengan biaya Rp5 juta. "Bantuan dari BAZ itu tidak cukup. Makanya kami mengumpulkan swadaya masyarakat, dan Alhamdulillah banyak yang membantu," katanya.

 

Disamping itu pula, lanjut Zidna, pemilik rumah sendiri beserta pihak keluarga atau saudara juga ikut menyumbang. Sehingga secara keseluruhan, biaya pembangunan rumah mencapai Rp20 juta.

 

Zidna mengaku sangat senang dengan kegotong-royongan yang telah dilakukan warga masyarakat. Apalagi, selain tenaga dengan bantuan material, mereka juga sangat kompak untuk membantu sesama.

 

Sementara itu, Kuwu Cilandak Lor Talkiman melalui juru tulis Wadi menyebutkan, sudah ada 3 keluarga yang mendapat bantuan program rehab rumah dari BAZDA. Bantuan itu diutamakan kepada warga usia produktif serta memiliki anak usia sekolah. (kho/deni/www.humasindramayu.com)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu