Langsung ke konten utama

Ratusan Imam Masjid Sumringah

SUKAGUMIWANG 23/4/2012 (www.humasindramayu.com) - Mimik wajah ceria terpancar dari salah seorang imam masjid yang baru saja menerima bantuan uang tunai dari Pemkab Indramayu. Penantian selama 3 bulan akhirnya bisa terwujud.

 

"Alhamdulilah, terima kasih Ibu Bupati," kata H. Fathullah, salah seorang imam masjid dari Desa Sukadana Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu pada Jum'at (20/4) sore.

 

Ia baru saja menerima tunjangan honor imam masjid dari Pemerintah Kabupaten Indramayu yang diserahkan secara langsung oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah pada acara Orientasi Imam Masjid se-Jawa Barat di Pondok Pesantren Cadangpinggan Kecamatan Sukagumiwang.

 

Pada hari itu merupakan kabar gembira bagi sekitar 800 imam masjid di Kabupaten Indramayu. Khususnya mereka yang selama ini telah mengabdi, menjadi imam masjid di desa-desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Indramayu.

 

Pemberian tunjangan untuk imam masjid ini diberikan untuk tri wulan pertama pada tahun ini. "Untuk pemberian tunjangan imam masjid pada kegiatan yang sekaligus berbarengan dengan oOrientasi Imam Masjid se-Jawa Barat ini diberikan secara simbolis kepada perwakilan tiap-tiap imam masjid yang ditunjuk," jelas Ketua Forum Komunikasi Imam Masjid (Forkim) Kab Indramayu , KH. Syakur Yasin.

 

Secara keseluruhan, untuk seluruh imam masjid yang ada sebanyak 800 orang imam masjid, APBD Indramayu menganggarkan sekira Rp 1,4 miliar per tahunnya.

 

Komitmen

Tunjangan bagi para imam masjid ini diberikan pertama kali saati kepemimpinan Bupati Indramayu dijabat oleh H. Irianto MS. Syafiuddin atau yang biasa dikenal Yance. Diberikannya tunjangan untuk imam masjid ini tidak terlepas dari komitmennya sebagai bupati pada waktu itu.

 

Tujuannya tak lain agar imam masjid diperhatikan dari sisi kesejahteraannya dan lebih berdaya dalam memakmurkan masjid serta membawa umat pada syiar Islam yang lebih pesat.

 

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah pada kesempatan itu mengungkapkan, pemberian tunjangan bagi para imam masjid tersebut adalah sebagai upaya dari Pemkab Indramayu dalam memandang imam masjid adalah elemen masyarakat yang sangat membantu pemerintah daerah dalam pembentukan karakter masyarakat yang berakhlak baik.

 

"Keberadaan imam masjid merupakan partner pemerintah daerah dalam mewujudkan masyarakat yang religius, maju, mandiri, dan sejahtera, serta besar peranannya dalam menciptakan stabilitas dan kondusivitas daerah." Kata bupati. (deni/www.humasindramayu.com)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu