Langsung ke konten utama

Kuwu Baru diberikan Pembekalan

INDRAMAYU 19/4/2012 (www.humasindramayu.com) – Sebanyak 134 orang kuwu baru hasil pemilihan kuwu pada 7 Desember 2011 yang lalu mendapatkan pembekalan dari Pemerintah Kabupaten Indramayu. Pembekalan bagi para kuwu baru ini dibuka secara langsung oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah, Kamis (19/4) di Hotel Ayong Linggarjati Kuningan.

 

Asisten Pemerintahan Drs. Yayan Mulyantoro mengatakan, pembekalan bagi kuwu baru ini memang perlu dilakukan karena para kuwu baru memiliki latar belakang dan pendidikan yang berbeda, sehingga diperlukan adanya pendidikan dan pelatihan tentang penyelenggaraan desa. Materi yang disampaikan pada pembekalan itu diantaranya tentang peraturan perundang-undangan, dan manajemen pemerintahan desa, serta materi lainnya. Sementara pemateri berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Indramayu, kepolisian, kejaksaan, TNI, dan nara sumber lainnya.

 

Pada kesempatan itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengungkapkan, peran kuwu sangat penting, namun hingga saat ini masih ditemukan adanya kuwu yang belum menyadari perannya dalam pemerintahan daerah secara keseluruhan, termasuk didalamnya tupoksi dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan yang baik di tingkat desa.

 

Sebaliknya, tidak jarang ditemukan kuwu yang melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran administratif pemerintahan desa, seperti : perombakan perangkat desa secara besar-besaran tanpa mempertimbangkan pengaruhnya terhadap kinerja pemerintah desa dan etika birokrasi, tidak mengerti tata cara dan tingkatan dalam birokrasi, hingga perselisihan antara kuwu baru dengan kuwu sebelumnya terkait dengan pembagian hasil panen.

 

Bupati menambahkan, dengan mempertimbangkan permasalahan tersebut, serta mengingat latar belakang para kuwu yang beraneka ragam dan kesiap-sediaan para kuwu baru, serta demi meningkatkan tugas dan fungsi aparatur pemerintahan desa, maka pemerintah daerah sengaja mengadakan kegiatan pembinaan dan pembekalan bagi para kuwu terpilih.

 

"Melalui pembinaan dan pembekalan tersebut diharapkan para kuwu dapat lebih memahami tupoksi, peran, dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan desa, menguasai administrasi pemerintahan desa, serta hal terkait lainnya demi mencetak kuwu yang lebih profesional dan dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal." Kata bupati.

 

Setelah mengikuti pembinaan dan pembekalan ini, para kuwu diharapkan dapat lebih memahami bidang tugasnya dan bidang tugas perangkat desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang desa, serta Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2006 tentang pemerintahan desa, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010, di samping peraturan terkait lainnya sehingga para kuwu    dapat lebih siap untuk terjun ke lapangan dan melaksanakan tupoksinya. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu