Langsung ke konten utama

Bupati Lantik Sudarmo Sebagai Kuwu Lobener

JATIBARANG 18/4/2012 (www.humasindramayu.com) -  Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah kembali melantik kuwu terpilih hasil pemilihan kuwu langsung yang diadakan secara serentak pada 7 Desember 2011 yang lalu. Baru dilantiknya Sudarmo sebagai kuwu Desa Lobener Kecamatan Jatibarang ini karena kuwu sebelumnya habis masa jabatannya pada 17 April 2012 kemarin. Pelantikan kuwu dipusatkan di kantor kuwu desa setempat, Rabu (18/4).

 

Pelantikan Kuwu Sudarmo ini berdasarkan Keputusan Bupati Indramayu Nomor 141.1/Kep.142-Otdes/2012 tentang Pengesahan dan Pengengkatan Calon Kuwu Terpilih Desa Lobener Kecamatan Jatibarang Hasil Pemilihan Kuwu Secara Serentak di Kabupaten Indramayu Tahun 2011.

 

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah dalam sambutannya mengatakan, dengan pelantikan kuwu Lobener yang baru ini, Desa Lobener diharapkan dapat semakin maju dan berkembang. Kemudian kuwu juga harus bisa menjalankan tupoksi dengan penuh tanggung jawab, serta merajut kembali kebersamaan pasca pemilihan kuwu.

Bupati menegaskan, kuwu yang baru harus bisa menguasai administrasi pemerintahan, kewajiban dan larangan bagi kuwu, serta dapat melaksanakan tugas dan wewenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kuwu juga harus segera berkoordinasi dengan perangkat desa untuk mempelajari permasalahan yang ada, serta mencari upaya-upaya pemecahannya.

Selain itu, kuwu baru juga harus meningkatkan koordinasi dengan desa dan instansi terkait lainnya, guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi kuwu serta pemerintahan desa. "Kuwu juga harus dapat menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat dan BPD, serta berikan pelayanan prima kepada masyarakat tanpa pandang bulu." Kata bupati.

Kuwu yang baru dilantik itu diharapkan bisa menyusun program kegiatan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, kembali menumbuh-kembangkan kehidupan bergotong-royong di kalangan masyarakat, dan meningkatkan aktifitas karang taruna, PKK, serta kegiatan lainnya. Hal lain yang juga harus diperhatikan oleh kuwu adalah memahami dan mengembangkan potensi desa, serta dapat menjalin hubungan yang baik dengan desa lainnya agar konflik horizontal yang rawan terjadi antar-masyarakat desa dapat dihindari. Pada kesempatan itu, bupati juga berharap banyak agar kuwu dapat menumbuh-kembangkan tradisi berswadaya dalam pelaksanaan pembangunan.

"Bagaimana pun juga, pembangunan tanpa dukungan swadaya masyarakat, tidak akan maksimal. Swadaya juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan memiliki masyarakat terhadap desanya." Kata bupati.

Pada pelantikan kuwu itu turut hadir Dandim 0616 Indramayu, perwakilan Polres Indramayu, Asisten Pemerintahan, Kepala Bagian Otonomi Desa, Camat, Muspika, para kepala OPD, undangan, dan ratusan warga masyarakat Desa Lobener. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu