Langsung ke konten utama

Bupati Indramayu Lepas Kafilah MTQ ke Karawang

INDRAMAYU 20/4/2012 (www.humasindramayu.com) – Sebanyak 30 orang kafilah asal Kabupaten Indramayu bersiap untuk memberikan yang terbaik dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke XXXII tingkat Provinsi Jawa Barat yang digelar di Kabupaten Karawang. Jum'at pagi (20/4) para kafilah tersebut dilepas secara resmi oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah di Pendopo Raden Bagus Aria Wiralodra,

 

Ketua LPTQ Kabupaten Indramayu Drs. Yayat Hidayat, S.Ag menjelaskan, pelaksanaan MTQ tingkat provinsi yang digelar setiap dua tahun sekali ini diharapkan dapat menggugah masyarakat untuk terus menerus mencintai, menghayati dan mengamalkan Al-Qur'an. Mendorong setiap muslim agar menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta sebagai ajang mempererat slaturahmi diantara para peserta dan kafilah MTQ. Pelaksanaan MTQ kali ini berlangsung pada tanggal 21 sampai 27 April 2012 dan cabang yang dilombakan sebanyak 10 cabang.

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah pada kesempatan itu berpesan, agar para peserta menjaga stamina dan kondisi kesehatan, sehingga dapat bertanding secara maksimal, serta memanfaatkan waktu luangnya untuk berlatih sesuai dengan cabang yang diikuti. Sebagai perwakilan Kabupaten Indramayu, para peserta dapat memberikan seluruh kemampuan terbaik yang dimilikinya selama pertandingan.

 "Saya percaya bahwa saudara-saudara merupakan yang terbaik di Kabupaten Indramayu. Namun kita juga tidak boleh meremehkan peserta lainnya, sehingga kita harus terus berusaha dan berdo'a. Kepada seluruh kafilah, saya juga mengingatkan agar selalu bersikap dan berperilaku yang terpuji untuk menjaga nama baik pemerintah dan masyarakat Indramayu." Kata bupati.

Sementara itu kekuatan Kabupaten Indramayu didukung oleh kafilah terbaik yang merupakan hasil MTQ tingkat Kabupaten Indramayu beberapa waktu lalu. Kekuatan tersebut yakni cabang tilawah golongan murottal sebagai peserta Supendi dan Neng Imas, cabang tilawah golongan anak-anak (Dani Maulana), cabang tilawah golongan remaja (Waqoatin), cabang tilawah golongan dewasa (Subhki Tamal, Wastiah), cabang tilawah golongan cacat netra (Khaerudin, Hj Maemunah), cabang tilawah golongan qiroat sab'ah (Abd Rosyid, Siti Hanah).

Sementara untuk cabang  tahfidz golongan 5 juz dan tilawah (Ali Imron), cabang tahfidz golongan 10 juz (Muhammad Usman), cabang tahfidz golongan 20 juz (Ubaedillah dan Saidah), cabang tafsir golongan Bahasa Indonesia (Nur Aini), cabang tafsir golongan Bahasa Inggris (Abdul Hakim).

Kemudian untuk cabang fahmil qur'an (Azhari Muslim, Ahmad Syifa, Saeful Arifin), cabang syahril qur'an (Rizqy Saffuna, Ahmad Hambali, Ayi Iqbal Fauzi), cabang khot golongan naskah (Nurudin, Yohana), cabang khot golongan mushaf (H Anshorudin, Darojah), cabang khot golongan dekorasi (Asep Saefullah, Fauziyah), dan cabang musabaqqah makalah ilmiah al-qur'an ( Ibnu Atoirahman, Uswatun Hasanah). (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu