Langsung ke konten utama

DPRD Minahasa Sulawesi Selatan Pelajari RTRW Indramayu

INDRAMAYU 29/3/2012 (www.humasindramayu.com) -  Lagi.... Kabupaten Indramayu menjadi rujukan bagi daerah lain. Kali ini DPRD Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara berkunjung ke Indramayu untuk mempelajari regulasi Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Kunjungan tersebut diterima Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Ahmad Bahtiar, SH diruang Ki Tinggil Setda Indramayu, Rabu (28/3) kemarin.

 

Pada kesempatan itu pimpinan rombongan DPRD Kabupaten Minahasa Drs. Robby Sangkoy, M.Pd mengatakan, wilayah Kabupaten Indramayu secara geografis hampir sama dengan wilayahnya. Potensi yang dimiliki juga ada kemiripan, namun hal ini berbeda jauh bila dibandingkan antara Kabupaten Indramayu dengan Minahasa Selatan, pasalnya kabupaten ini baru berdiri 9 tahun yang lalu.

 

Dalam perjalannya, Kabupaten Minahasa Selatan sedang giat-giatnya membangun sehingga perlu belajar dari Kabupaten Indramayu yang telah lama berdiri. Meskipun Indramayu sebagai daerah pertanian, namun saat ini tengah menuju era industrialisasi.

 

Sementara itu Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Ahmad Bahtiar, SH mengungkapkan, Rencana Tata Ruang dan Wilayah di Kabupaten Indramayu diberlakukan sistem zona. Dimana terdapat zona industri, pertanian, dan lainnya.

 

Ahmad Bahtiar menambahkan, meskipun Indramayu saat ini tengah menuju era industrialisasi namun tidak akan melupakan pertanian karena merupakan produk unggulan. Ketika akan mendirikan suatu lahan industri maka harus dilihat dulu apakah lahan tersebut merupakan lahan produksi ataukah tidak. Apabila terpaksa menggunakan lahan produksi maka harus dilakukan penggantian terhadap lahan yang digunakan itu.

 

Meskipun demikian, pihaknya mengakui bahwa saat ini jumlah pesawahan tengah mengalami penurunan dan terjadi alih fungsi lahan di tengah-tengah masyarakat. Alih fungsi lahan tersebut diupayakan tidak menganggu ekosistem yang ada sehingga tetap seimbang.

 

Anggota DPRD Kabupaten Minahasa Selatan yang berkunjung ke Indramayu yakni Yantje B Aseng SE, Noldy Mawey, Johny Lamia, Valentino H Tuela SH, Jan Jopy Mongkaren, Helen Lembong SE, Kartini Simbar, Rita NB Kawung S.Pd, dan Djondry DJ Pongoh. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu