Langsung ke konten utama

Pelabuhan Batu Bara Segera Terwujud

INDRAMAYU 27/2/2012 (www.humasindramayu.com) – Keberadaan Pelabuhan Batu Bara di Kabupaten Indramayu segera terwujud. Hal ini terungkap setelah Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon yang juga Presiden Komisaris dan Pemegang Saham PT. Kasepuhan Bulk Terminal (KBT) PRA.Arief Natadingirat, SE melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah tentang Pembangunan Pelabuhan Utama sebagai Sentral Sistem Logistik Serta Distribusi Untuk Energi dan Perekonomian Nasional di Kabupaten Indramayu yang berlangsung di Ruang Ki Tinggil Pemkab Indramayu, Senin (27/2).

 

PRA.Arief Natadingrat mengungkapkan, pembangunan pelabuhan ini merupakan wujud nyata partisipasi dari Kasultanan Kasepuhan Cirebon dalam mendukung program-program pembangunan pemerintah dan masyarakat Indramayu. Pelabuhan ini diproyeksikan sebagai sentral sistem logistik dan distribusi nasional khususnya Pulau Jawa dari dan keluar Pulau Jawa untuk kebutuhan energi barang dan industri termasuk stabilitas kebutuhan pangan yang berbentuk curah basah dan kering.

 

Selain itu, pelabuhan ini dirancang untuk mengurangi beban sarana infrastruktur darat terutama jalan raya dan juga mengurangi cost keekonomian dan waktu tempuh sampai di tujuan dengan disinergikannya sistem perkeretaapian yang sudah memiliki sebagai sarana transportasi yang handal dan terkoneksi hampir ke seluruh kota-kota di Pulau Jawa, maka untuk mendukung pelabuhan ini akan segera dibangun jalar dan stasiun kereta api dari Patrol ke Haurgeulis.

 

Nota Kesepahaman antara PT. KBT dengan Pemkab Indramayu ini meliputi ruang lingkup Pembangunan peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur, kemudian intensifikasi dan ekstensifikasi retribuís dan pajak daerah, pemberdayaan petani dan nelayan, ketenagakerjaan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

 

Ruang lingkup lain yang menjadi kesepahaman yaitu advokasi hukum, peran serta BUMD dan pengusaha daerah, penyelerasan dan pelaksanaan program CSR, relokasi permukiman, kerjasama dalam penyelesaian perijinan daerah, dan peningkatan koalitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.

 

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan ruang lingkup kesepahaman ini akan kembali ditegaskan dalam surat perjanjian yang lebih riil. Nota kesepahaman ini merupakan upaya untuk tetap memperjuangkan hak-hak masyarakat Indramayu sebagai daerah yang ditempati dari proyek ini. "Kami tidak ingin masyarakat Indramayu hanya menjadi penonton, pelabuhan ini harus benar-benar bisa dinikmati dan berdampak positif oleh masyarakat Indramayu." Tegas Anna Sophanah.

 

Seperti diketahui, rencana pembangunan pelabuhan ini akan berada di wilayah Kecamatan Patrol dan menggunakan lahan seluas 500 hektar di tiga desa yakni Sukahaji, Bugel, dan Patrol Lor. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu