Langsung ke konten utama

Indramayu Pasok 60 Persen Perikanan Jawa Barat

KANDANGHAUR 27/2/2012 (www.humasindramayu.com) – Kabupaten Indramayu memang daerah yang sangat luar biasa untuk sector perikanan. Hal ini terbukti daerah ini mampu memberikan kontribusi bagi Provinsi Jawa Barat sebesar 60 persen dari kebutuhan perikanan. Kemampuan Indramayu untuk mensuplai perikanan bagi daerah lain karena di dukung oleh panjang pantai yang mencapai 114 km, hal ini yang tidak dipunyai oleh kabupaten/kota lainnya di Indonesia.

 

Pernyataan itu disampaikan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika memberikan sambutan pada acara kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sabtu (27/2) di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur.

 

Kemampuan Indramayu untuk mensuplai perikanan bagi daerah lain karena di dukung oleh kondisi ekologis dan geografis yang potensial untuk pengembangan usaha kelautan dan perikanan. Hal ini dikarenakan letak Kabupaten Indramayu berada di pesisir atau berbatasan dengan laut Jawa sehingga suhu, iklim, maupun topografi yang dimiliki oleh Kabupaten Indramayu sangat sesuai untuk pengembangan potensi kelautan dan perikanan.

 

Anna Sophanah menambahkan, potensi perikanan dan kelautan yang dikembangkan di Indramayu melibatkan 86.895 jiwa, serta terdiri dari perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan hasil perikanan, dan produksi garam rakyat.

 

Pada tahun 2011 yang lalu, untuk perikanan tangkap Kabupaten Indramayu menghasilkan ikan tangkap sebanyak 107.000 kg atau senilai Rp. 329.504.279.200. Sementara untuk tambak, Kabupaten Indramayu memiliki total tambak seluas 22.514,07 ha dengan komoditas unggulan meliputi udang, bandeng, dan rumput laut. "Pada tahun 2011 jumlah produksi yang dihasilkan oleh tambak ini cukup besar, yaitu sebanyak 101.454 ton. Jumlah produksi ini sendiri meningkat cukup signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2010 dan 2009 yang hanya berproduksi sebanyak 82.149 dan 42.658 ton." tutur Anna.

 

Selain perikanan tangkap dan tambak, Kabupaten Indramayu juga memiliki potensi kolam dengan komoditas unggulan berupa lele dan gurame. Dengan keseluruhan luas lahan sebesar 533,87 ha, potensi kolam di Kabupaten Indramayu ini dapat berproduksi sebanyak 51.214,92 ton pada tahun 2011 yang lalu.

 

Selain itu, lanjut Anna Sophanah, Kabupaten Indramayu juga memiliki usaha produksi garam rakyat dengan luas lahan sebesar 1.995,81 ha, di mana pada tahun 2011 produksinya mencapai 186.478 ton. Kabupaten Indramayu juga memiliki usaha pengolahan hasil perikanan dan kelautan dengan produksi unggulannya yaitu kerupuk ikan/udang, di mana pada tahun 2011 hasil produksinya mencapai 16.792 ton. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu