Langsung ke konten utama

18 Kuwu Akhirnya dialntik

INDRAMAYU 15/2/2012 (www.humasindramayu.com) – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah akhirnya melantik dan mengambil sumpah 18 kuwu yang sempat tertunda pelantikannya. Pelantikan 18 kuwu ini kembali mendapatkan pengawalan ektra ketat dari aparat kepolisian, maklum saja mereka digugat oleh lawan yang kalah. Acara pelantikan berlangsung cepat di Pendopo Raden Bagus Aria Wiralodra, Rabu (15/2).

 

Ke-18 kuwu yang dilantik tersebut yaitu Waskadi Kuwu Desa Sukasari Kecamatan Arahan, Ernawati Kuwu Desa Bojongslawi Kecamatan Lohbener, Arifin Kuwu Desa Tanjungsari Kecamatan Karangampel, H. Suyono Djalil Kuwu Desa Cangkingan Kecamatan Kedokan Bunder, Adi Kuwu Desa Singakerta Kecamatan Krangkeng, Yono Kuwu Desa Karangkerta Kecamatan Tukdana, Kasto Kuwu Desa Larangan Jambe Kecamatan Kertasmaya, Sumanta Kuwu Desa Mekargading Kecamatan Sliyeg, Taryadi Kuwu Desa Amis Kecamatan Cikedung, Rasiman Kuwu Desa Cempeh Kecamatan Lelea, Abdul Manaf Kuwu Desa Parean Girang Kecamatan Kandanghaur, H Maman Casman Kuwu Desa Plawangan Kecamatan Bongas, H Lili Muslikh Kuwu Desa Salamdarma Kecamatan Anjatan, H Joni Handoko Kuwu Desa Sumuradem Kecamatan Sukra, Carita Kuwu Desa Patrol Kecamatan Patrol, Aming Kuwu Desa Mekarjati Kecamatan Haurgeulis, Amin Kuwu Desa Mekarjaya Kecamatan Gantar, dan Ahmin Kuwu Desa Baleraja Kecamatan Gantar.

 

Pada kesempatan itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah kembali menegaskan bahwa para kuwu yang baru harus bisa menguasai administrasi pemerintahan dan harus segera berkoordinasi dengan berbagai pihak agar jalannya roda pemerintahan bisa berjalan dengan baik. Selain itu juga kuwu harus bisa menjadi tauladan bagi masyarakat yang ada di desanya dan harus bisa menjaga ketentraman dan ketertiban.

 

Hadir pada acara pelantikan itu Kapolres Indramayu , Kasdim 0616, Asisten Pemerintahan, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Indramayu, mantan kuwu, para panitia pemungutan suara, serta keluarga dari kuwu tersebut. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu