Langsung ke konten utama

Wabup Resmikan Ruang Kebidanan RSUD

INDRAMAYU 18/1/2012 (www.humasindramayu.com) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Indramayu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakatnya. Hal ini seiring dengan kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang menginginkan agar rumah sakit tertua di Indramayu tersebut bekerja secara professional. Terkait dengan hal itu, Selasa (17/1) kemarin Gedung Kebidanan dan Perinatologi RSUD Indramayu penggunannya diresmikan oleh Wakil Bupati Drs. H. Supendi, M.Si.

 

Direktur RSUD Indramayu Dedi Rohendi mengatakan, RSUD terus berkomitmen untuk memperbaiki kualitas pelayanan. Gedung kebidanan yang diresmikan tersebut sebelumnya memang sudah ada, akan tetapi dilakukan perombakan karena kondisi gedung sebelumnya sudah tidak layak dan mengalami kerusakan yang cukup parah. Gedung kebidanan ini memiliki kualitas standar pelayanan yang telah ditentukan karena harus memberikan pelayanan secara maksimal kepada ibu yang melahirkan dan bayinya.

 

"Selama ini angka kematian ibu dan bayi di Indramayu masih sangat tinggi, untuk itu dengan adanya gedung kebidanan yang baru diharapkan dapat menekan angka kematian terutama dengan fasilitas yang dmiliki oleh gedung kebidanan saat ini." Kata Dedi.

 

Sementara itu Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si pada kesempatan itu mengatakan, sebagai pelayan masyarakat maka harus menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai dan mampu untuk membantu para ibu, dari proses kehamilan hingga proses persalinan sehingga angka kematian ibu melahirkan dapat ditekan dan bahkan berkurang.

 

"Dengan adanya tambahan fasilitas ini, tentunya RSUD Indramayu diharapkan dapat meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat, khususnya masyarakat Indramayu agar menjadi lebih baik." Kata wabup.

 


 
Selain diharapkan mampu untuk mendukung kinerja para pegawai dan tenaga kesehatan di RSUD Indramayu, gedung kebidanan tersebut diharapkan dapat menjadi tambahan fasilitas kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat Indramayu. Gedung kebidanan tidak hanya dibangun dan dipergunakan, tapi juga harus dapat dipelihara dengan baik sehingga kualitas fisiknya dapat bertahan lebih lama.

 


"Fasilitas publik yang terpelihara dengan baik tidak hanya diharapkan mampu meningkatkan kepuasan masyarakat yang mempergunakan fasilitas tersebut, tapi juga diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan para pegawai yang bekerja pada fasilitas publik tersebut.dengan merasa nyaman, para pegawai tersebut diharapkan dapat termotivasi untuk bekerja dengan lebih baik, sehingga pelayanan kepada masyarakat juga dapat menjadi lebih baik.

5

 
 Untuk itu, marilah kita bersama-sama menjaga dan memelihara gedung kebidanan ini demi kebaikan kita bersama". Pinta wabup.

 

Seusai meresmikan penggunaan gedung yang ditandai dengan penandatanganan prasasti, selanjutnya wakil bupati melakukan peninjauan ke setiap ruangan di gedung tersebut. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu