Langsung ke konten utama

Sekda Mohon Diri

INDRAMAYU 31/1/2012 (www.humasindramayu.com) – Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Drs. H. Cecep Nana Suryana mohon pamit dari jabatannya saat ini karena masuk usia pensiun. Pamitan Sekda tersebut disampaikan dihadapan para pegawai negeri sipil (PNS) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu pada apel pagi hari Senin dan Selasa.

 

Selama menjadi PNS selama 33 tahun di Kabupaten Indramayu banyak halangan dan rintangan yang ditemuinya. Pertama kali datang ke Indramayu pada tahun 1979 dengan pangkat II b sebagai staf pada bidang pembangunan, setelah itu dirinya terus berpindah-pindah tempat sebagai camat dan kepala dinas yang akhirnya pada tahun 2010 dirinya dipercaya menduduki jabatan sebagai sekretaris daerah.

 

Dihadapan para PNS Cecep Nana Suryana berharap, agar penggantinya merupakan orang pilihan yang tepat yakni orang yang mengerti dan paham tentang pengelolaan pemerintahan serta lebih baik dari dirinya. Para PNS juga diharapkan lebih meningkatkan kompetensi dan pengetahuannya agar bisa terus bersaing dan lebih baik dalam pengelolaan pemerintahan kedepan.

 

Cecep Nana Suryana juga meminta maaf apabila selama dirinya memimpin banyak kesalahan dan kekhilafan dalam bekerja. Hal lainnya, yang dipesankan kepada para PNS adalah dalam bekerja harus tetap berpegang pada peraturan perundang-undangan yang ada sehingga bisa selamat dunia dan akhirat. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu