Langsung ke konten utama

Wabup Ajak Jaga Kondusivitas Daerah

PATROL 18/12/2011 (www.humasindramayu.com) - Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si melakukan pertemuan dengan para calon kuwu beserta tim sukses, Minggu (18/12) di aula kantor Kecamatan Patrol. Pertemuan itu untuk mengajak para calon kuwu dan tim sukses untuk menjaga kondusivitas daerah. Pertemuan juga dihadiri Camat Patrol H. Wasga Ciptowibowo, SH.

 

Selain itu, pihaknya juga mencemaskan adanya provokasi dari pihak luar yang memanfaatkan situasi unjuk rasa untuk memperkeruh suasana. Wabup juga meminta, gugatan sengketa Pilwu Desa Patrol dapat diselesaikan melalui jalur hokum seperti yang sebelumnya telah disarankan oleh muspika.

 

"Menyelesaikan sengketa pilwu lewat pengadilan adalah langkah yang elegan, terhormat, dan tentu saja sesuai aturan. Hasilnya pun nanti akan jelas, dan kami siap akan melaksanakan semua keputusan pengadilan," imbuhnya.

 

Sambil menunggu proses pengadilan, pihaknya meminta semua pihak terutama para calwu untuk bisa menahan diri. Termasuk mengendalikan para kader serta pendukungya untuk tidak melakukan gerakan masa.

 

Hal yang sama disampaikan Kapolsek Sukra Kompol Djunaedi, SH. Pihak kepolisian, memiliki tanggung jawab untuk menjaga kondusivitas daerah. "Benar apa yang disampaikan wabup, setiap aksi masa yang dilakukan dapat menimbulkan situasi di luar kendali. Terutama masuknya kepentingan-kepentingan lain yang justru memicu gangguan keamanan. Jadi, mari kita selesaikan persoalan ini sesuai aturan," kata Djunaedi. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu