Langsung ke konten utama

Ribuan Personil Siap Amankan Pilwu

INDRAMAYU 06/12/2011 (www.humasindramayu.com) – Sebanyak 2.734 personil Polres, Brimob, Kodim 0616, Satpol PP, Linmas ditambah Orari siap mengamankan jalannya pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan kuwu (pilwu) di 136 desa yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Rabu (7/12) besok. Kesiapan itu terungkap dalam gelar pasukan yang digelar di alun-alun Kabupaten Indramayu dengan inspektur upacara Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah. Selasa (6/12).


Dalam sambutannya, Anna Sophanah mengatakan, pelaksanaan pilwu secara serentak tersebut sudah dilakukan empat kali dan berjalan sukses bahkan tak menemui kendala yang berarti sampai dengan pelantikannya. Anna berharap, dalam ajang pilwu yang dilakukan serentak pada Rabu (7/12) besok di 136 desa pada 30 kecamatan tersebut  tentunya dengan kondisi yang aman, tertib serta kondusif. Pilwu serentak ini perlu
dilakukan mengingat sangat mendesaknya kebutuhan akan pelayanan kepada masyarakat, dikarenakan kuwu di 136 desa tersebut telah dan akan habis masa jabatannya atau meninggal dunia.

 

Sementara itu, Kapolres Indramayu Ajun Komisaris Besar PolisiH. Rudi Setiawan, usai mengikuti gelar pasukan kepada humasindramayu.com mengatakan, ribuan personil yang akan melakukan pengamanan pemilihan kuwu terdiri dari 410 personil gabungan anggota Polres dan Polsek 250 personil anggota BKO Polres - polres tetangga antara lain dari Polres Cirebon, Majalengka, Subang, Kuningan dan Polresta Cirebon.

Selain itu, kata Rudi, ditambah dengan anggota Brimob sebanyak 250 personil, Kodim 415 personil, Satpol PP 170 personil, Orari 139 personil dan Linmas 685 personil. " Untuk penempatan personil anggota Brimob di bagi 3 wilayah antara lain di Barat di Polsek Patrol dan Polsek Haurgeulis. Wilayah Tengah di Polsek Lohbener dan Losarang dan Wilayah Timur di Polsek Juntinyuat dan Polsek Sliyeg. Anggota gabungan polres, polsek dan BKO Polres Tetangga di tempatkan di seluruh tempat pemungutan suara. sedangkan anggota Kodim anantinya langsung ditempatkan di tiap-tiap desa 3 sampai 4 personil, " kata dia.


Ditambahkan Rudi, untuk kekuatan personil di tempat pemungutan suara (TPS) dibagi 2, yakni TPS yang Rawan sebanyak 22 buah yang nantinya pada masing-masing TPS itu akan ditempatkan 10 personil.
Sedangkan TPS Aman sebanyak 115 buah masing-masing 5 personil.(deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu