Langsung ke konten utama

Produksi Padi Meningkat, Indramayu Naikkan Target

INDRAMAYU 23/12/2011 (www.humasindramayu.com) - Produksi padi (gabah kering giling) Kabupaten Indramayu pada 2011 mencapai 1,5 juta ton alias melebihi target 1,397 juta ton yang dicanangkan. Pada 2012 mendatang, dengan segala persoalan penggerusan lahan yang ada, salah satu lumbung padi nasional itu menargetkan peningkatan tujuh persen dari pencapaian tahun ini.

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Takmid Sarbini mengatakan, sebagai lumbung padi nasional, produksi padi di Kabupaten Indramayu dipacu untuk terus bertambah. Target produksi padi pun terus ditingkatkan setiap tahunnya. Untuk 2012, target produksi padi ditargetkan meningkat tujuh persen dari realisasi tahun 2011 ini.

Diungkapkanya, realisasi produksi padi pada 2011 telah mencapai 1.553.850 ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 941.042 ton merupakan produksi padi musim tanam rendeng 2010/2011. Sedangkan sisanya yang mencapai 612.808 ton, berasal dari panen musim tanam gadu 2011, sampai saat ini masih ada sejumlah daerah yang belum panen sehingga dari jumlah tersebut masih bisa bertambah.

Menurut Takmid, pencapaian produksi tersebut lebih besar dari target yang semula ditetapkan Pemkab Indramayu. Saat awal musim tanam 2011, target produksi padi hanya 1,397 juta ton.

Pemkab Indramayu optimistis target produksi 2012 mendatang juga bisa tercapai. Beberapa upaya telah disosialisasikan kepada petani. Penggunaan varietas unggul dan bersertifikat adalah salah satu contohnya. Dengan demikian, produksi padi yang dihasilkan bisa lebih banyak dan tahan terhadap serangan hama.

Selain itu, Dinas Pertanian dan Peternakan juga menganjurkan petani untuk menggunakan pupuk berimbang dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Upaya lainya adalah perbaikan penanganan pascapanen untuk mengurangi hilangnya produksi padi.

Dikatakan Takmid, selama ini para petani merontokkan padi dari batangnya ketika panen. Padahal, cara tersebut menyebabkan banyak padi yang hilang karena masih tertinggal di batangnya. Bahkan, hilangnya padi bisa mencapai empat sampai enam kuintal per bau.

Selain mengurangi produksi padi, penggunaan banting bertirai juga menyebabkan petani harus menanggung kerugian. ''Karena itu, kami menganjurkan penggunaan mesin perontok padi saat panen. Dengan cara tersebut, maka hilangnya padi akibat penggunaan banting bertirai bisa dikurangi," ujar Takmid.

Dia mengatakan, sebenarnya Pemkab menargetkan peningkatan produksi padi mencapai 10 persen pada tahun 2012. Akan tetapi cukup banyak hambatan ke depan dalam peningkatan produksi padi. Salah satunya adalah banyaknya lahan produktif yang tergerus oleh projek nasional.

Berkurangnya lahan produktif akibat pembangunan megaprojek itu dipastikan memberi dampak pada produksi beras. Oleh karena itu, dia berharap pembangunan bisa disiasati agar tidak selalu mengurangi areal sawah produktif. Apalagi, produksi padi di Kabupaten Indramayu selama ini berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan beras nasional.

"Tapi sejauh ini kami tidak cemas karena meskipun lahan berkurang, kami meningkatkan indeks pertanaman. Jadi petani bisa panen 4 kali dengan produksi mencapai 7-8 ton perhektare," ungkap Takmid. (deni/www.humasindramayu.com)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu