Langsung ke konten utama

Kendaraan Inventaris Kuwu/Lurah Kembali diserahkan

INDRAMAYU 13/12/2011 (www.humasindramayu.com) – Para kuwu / lurah yang ada di Kabupaten Indramayu kembali mendapatkan kendaraan inventaris roda dua. Bertempat di pendopo Raden Bagus Aria Wiralodra, Selasa (13/12) Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si menyerahkan kendaraan tersebut kepada para kuwu / lurah se Kabupaten Indramayu.

 

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Indramayu Drs. Rinto Waluyo mengatakan, keseluruhan kendaraan yang dibagikan berjumlah 316 kendaraan yang disesuaikan dengan jumlah desa / kelurahan di Kabupaten Indramayu.

 

"Yang kami bagikan hari ini sebanyak 174 kendaraan, sementara pada minggu yang lalu kami juga sudah membagikan 142 kendaraan sebagai operasional para kuwu." Kata Rinto.

 

Sementara itu Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si pada kesempatan itu berharap, dengan adanya kendaraan baru ini kinerja para kuwu / lurah semakin meningkat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

 

"Tujuan pemberian bantuan ini adalah untuk dipergunakan sebagai kendaraan operasional pemerintah desa/kelurahan dalam rangka peningkatan  kinerja, mendorong percepatan pembangunan, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan peningkatan pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan. Sehingga dengan adanya kendaraan baru ini maka kinerjanya harus ditingkatkan." pinta wakil bupati.

 

Selain itu, lanjut Supendi, bantuan kendaraan tersebut berbentuk hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu, sehingga asetnya dibukukan sebagai aset tetap Pemerintah Kabupaten Indramayu. Untuk itu, kendaraan tersebut bisa dimanfaatkan dan pelihara dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat berfungsi optimal dalam pelaksanaan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di desa/kelurahan, saat ini dan di masa yang akan datang.

 

Penyerahan kendaraan roda dua tersebut secara simbolis diberikan kepada Kuwu Desa Babadan Kecamatan Sindang, Kuwu Desa Junti Kedokan Kecamatan Juntinyuat, Kuwu Desa Kebulen Kecamatan Jatibarang, Kuwu Desa Puntang Kecamatan Losarang, Kuwu Desa Wirakanan Kecamatan Kandanghaur, dan Kuwu Desa Tegaltaman Kecamatan Sukra. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

 

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu