Langsung ke konten utama

Hari Ibu Momentum Membangun Ketahanan Ekonomi

INDRAMAYU 22/12/2011 (www.humasindramayu.com) – Ibu dan kaum perempuan di Indonesia saat ini memiliki kesempatan bersama dengan kaum laki-laki untuk membangun ketahanan ekonomi. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si ketika memberikan sambutan pada Upacara Peringatan Hari Ibu ke-83 tahun 2011 tingkat Kabupaten Indramayu yang berlangsung di Alun-alun Indramayu, Kamis (22/12).

Kesempatan perempuan untuk berkarya tersebut dapat meningkatkan dan menyegarkan aspirasi masyarakat  bahwa keterlibatan perempuan di bumi nusantara mengiringi kebangkitan nasional pada tahun 1908, sehingga perempuan pada masa lalu dan masa kini tidak dapat diabaikan begitu saja. Kaum perempuan Indonesia bersama-sama kaum laki-laki merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari warga negara, dan sebagai pejuang bangsa dalam menegakan dan mengisi kemerdekaan serta membangun bangsa secara menyeluruh sesuai dengan kodrat dan kemampuannya.

Peran perempuan dalam mengimplementasikan ketahanan ekonomi menuju kesejahteraan  bangsa dapat dilakukan dengan mengembangkan industri perumahan sebagai sumber pendapatan dan penciptaan lapangan kerja. Mengembangkan industri perumahan membangun perekonomian keluarga dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kemudian juga dapat meningkatkan kesehatan keluarga menunjang pemberdayaan ekonomi rumah tangga, dan meningkatkan peran perempuan dalam pemberdayaan ekonomi menunjang pembangunan komunitas ASEAN.

"Puncak peringatan Hari Ibu  ke- 83 ini diharapkan dapat memotivasi perempuan Indonesia baik secara kelompok maupun individu untuk berpartisipasi aktif membangun bangsa di berbagai  sektor. Untuk mewujudkan itu semua, mustahil apabila pemerintah dapat melakukannya sendirian. Untuk itu melalui semangat hari ibu kali ini, saya ingin mengajak  semua komponen masyarakat untuk merapatkan barisan dan menyatukan tekad serta semangat bersama.  Kaum  perempuan bersama-sama dengan kaum laki-laki dalam seluruh elemen masyarakat harus menumbuhkan komitmen dan kerjasama, tanpa adanya kerjasama dan komitmen yang kuat, tidak mungkin kita dapat mewujudkan ketahanan ekonomi menuju kesejateraan bangsa." kata Supendi.

Pada upacara puncak tersebut bertindak selaku komandan upacara AKP Juharini (Kapolsek Indramayu), pembaca sejarah singkat hari ibu oleh Ny. Sri Mulyaningsih (Istri ketua DPRD), pembaca teks pancasila oleh Ny. Rudi Setiawan (Ketua Bhayangkari), dan pembaca pembukaan UUD 1945 oleh Ny. Dian Kurnia Hari Arif Wibowo (Ketua Persit Kartika Chandra Kirana), dan pengibar bendera oleh istri camat.

Peringatan Hari Ibu di Kabupaten Indramayu juga digabung dengan Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan Ke-12 dan Pencanangan Bulan Pemeriksaan Ibu Hamil Tahun 2011 Tingkat Kabupaten Indramayu, dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu