Langsung ke konten utama

Bupati Sumbang Beras 1,8 Ton Bagi Korban Banjir Rob

KANDANGHAUR 6/12/2011 (www.humasindramayu.com) – Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah Selasa (6/12) sore memberikan bantuan beras sebanyak 1,8 ton  untuk masyarakat Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur yang rumahnya terkena banjir rob. Bantuan diserahkan secara simbolis kepada Kuwu Eretan Kulan Delut Amin untuk selanjutnya dibagikan kepada masyarakat.

 

Sebanyak 849 rumah yang berada di Blok Ki Buyut Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur pada 3-5 Desember yang lalu terkena musibah banjir rob. Banjir rob ini terjadi karena pasangnya air laut dan aliran air dari sungai sangat besar sehingga masuk ke rumah-rumah warga.

 

Camat Kandanghaur Mismaka kepada humasindramayu.com mengatakan, banjir rob tersebut mula-mula terjadi pada pukul 03.00 dan terus membesar hingga pukul 05.00. kemudian pada pukul 10.00 banjir kembali surut dan kejadian ini terus terulang selama 3 hari.

 

"Akibat kejadian itu, ratusan rumah dan faslitas umum lainnya terendam air diantaranya 2 bangunan SD, 2 mushola, 1 masjid, dan 1 madrasah." Kata Mismaka.

 

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah pada kesempatan itu mengatakan, perumahan di Desa Eretan Kulon yang sebagian besar masyarakatnya nelayan akan dijadikan percontohan oleh Kementrian Perikanan dan Kelautan dengan ditata sedemikan rupa dengan memperhatikan aspek kesehatan dan lingkungan. Sehingga kedepan banjir rob yang selalu terjadi berkali-kali bisa dihindari.

 

Bantuan yang diberikan tersebut diharapkan bisa mengurangi sedikit penderitaan bagi warga yang terkena musibah. Namun demikian meskipun kondisi air sudah surut, diharapkan warga masyarakat harus tetap waspada terhadap situasi yang mungkin bisa cepat berubah. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka...

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar

Kenalkan Batik Indramayu Melalui Bokong Semar           Pemerintah Kabupaten Indramayu terus melakukan upaya untuk mengenalkan warisan dan budaya   leluhur berupa batik kepada masyarakatnya dan juga dunia luar. Salah satu upaya mengenalkan batik Indramayu adalah dengan mengeluarkan kebijakan penggunaan batik khas Indramayu bagi para PNS dilingkungan Pemkab Indramayu.           Berdasarkan Peraturan Bupati Indramayu Nomor 27 tahun 2016 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu, setiap hari Kamis harus mengenakan pakaian batik khas Indramayu dengan motif Bokong Semar.           Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, Motif Bokong Semar merupakan salah satu motif yang telah mendapatkan hak paten dengan nomor hak cipta 023972. Motif ini biasanya berwarna dasar hitam dan ragamnya berhias warna warni atau hanya putih. Motif ini terinspirasi oleh tokoh pewayangan Semar yang memakai sarung atau kain berwarna hit...

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu...