Langsung ke konten utama

Bina Marga Siapkan 160 Miliar untuk Rehab Jalan

INDRAMAYU 16/12/2011 (www.humasindramayu.com) - Pemerintah Kabupaten Indramayu mengalokasikan anggaran Rp 160 miliar untuk menuntaskan masalah kerusakan berat jalan yang mencapai 46 km. Dana yang berasal dari pemerintah pusat dan provinsi itu dialokasikan untuk perbaikan jalan pada tahun 2012 mendatang.

Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Indramayu H. Soen Soedjarwo, ST pada apel Jum'at pagi (16/12) di alun-alun Indramayu mengatakan, dana untuk perbaikan jalan sebanyak Rp 160 miliar tersebut berasal dari dana Anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 100 miliar dan Anggaran Penerimaan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 60 miliar. "Dana tersebut terutama dialokasikan untuk perbaikan perbaikan jalan rusak, itu prioritas kami," ujarnya.

Diungkapkan Soen,  dari total panjang jalan 806 km, jalan rusak berat berat di Indramayu mencapai 46 kilometer, sementara itu jalan rusak dengan kategori ringan sepanjang 172 kilometer, dan 203 kilometer dalam kategori sedang. Sisanya, 381 kilometer dalam kondisi baik.

"Kerusakan jalan yang cukup parah tersebar di sejumlah Kecamatan seperti Kecamatan Patrol, Haurgeulis, Sukagumiwang, Anjatan, Bangodua, Lelea, Gantar, dan Cikedung," ungkapnya.

Dinas Bina Marga melakukan empat program perawatan jalan yakni program peningkatan, rehabilitasi, periodik, dan pemeliharaan rutin. Untuk tahun 2011 ini, program periodik tidak berjalan karena tidak ada dana alokasi khusus (DAK). Sementara itu, perbaikan jalan sudah dilakukan di sejumlah ruas jalan utama ataupun perdesaan.

Soen menambahkan, kerusakan jalan kabupaten lebih dominan disebabkan karena wilayah Indramayu merupakan daerah dataran rendah yang sering mengalami banjir. Kondisi ini semakin diperparah dengan buruknya sistem drainase sehingga air yang menggenang di jalan tidak cepat terbuang. Selain itu juga kendaraan yang melintasinya sering melebihi kemampuan jalan tersebut.

Anggaran perbaikan jalan pada tahun 2012, diharapkan dapat mengurangi angka kerusakan jalan di wilayah Kabupaten Indramayu. Perbaikan jalan sangat penting untuk aktivitas ekonomi masyarakat mengingat kerusakan jalan menjadi keluhan rutin warga. Selama ini, kerusakan jalan menganggu transportasi dan perekonomian masyarakat, terutama di wilayah perdesaan. (deni/www.humasindramayu.com)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu