Langsung ke konten utama

Sukagumiwang Kembali Rebut Juara Umum MTQ

SINDANG 16/11/2011 (www.humasindramayu.com) – Kecamatan Sukagumiwang berhasil kembali merebut juara umum pada MTQ ke-43 tahun 2011 tingkat Kabupaten Indramayu. Keberhasilan ini merupakan buah dari kerja keras semua pihak yang ingin menciptakan nunasa religius di wilayahnya.

 

Kecamatan Sukagumiwang berhasil menjadi yang  terbaik (juara 1) dari beberapa cabang yang dilombakan. Cabang yang berhasil di raih Kecamatan Sukgumiwang adalah cabang MTQ golongan murottal laki-laki diraih oleh Moh Hasyim Tuba. Cabang MHQ golongan 5 juz laki-laki diraih Ali Imron. Golongan 10 juz perempuan diraih Siti Hajar. Dan golongan 20 juz untuk laki-laki dan perempuan keduanya diraih oleh Ubaedillah dan Saidah.

 

Pada cabang Musabaqah Tafsiril Qur'an, Kecamatan Sukagumiwang juga berhasil meraih yang terbaik pada tafsir Bahasa Indonesia untuk perempuan yakni diraih Nur Aini. Cabang lain yang juga disapu bersih oleh Kecamatan Sukagumiwang adalah cabang Musabaqah Khattil Qur'an untuk golongan naskah laki-laki diraih oleh Nurudin dan perempuan diraih Yohanna. Golongan dekorasi laki-laki diraih oleh Asep Saepullah dan perempuan oleh Fauziyah, sementara untuk golongan hiasan mushaf hanya perempuan yang mampu menjadi yang terbaik yakni diraih oleh Darojah.

 

Camat Sukagumiwang Supriyono, S.Sos mengatakan, keberhasilan kembali meraih juara umum pada event MTQ merupakan hasil dari kerja keras semua pihak. Keberhasilan para kafilah asal Sukagumiwang merupakan cerminan dari kondisi masyarakat di wilayah tersebut yang bernuansa religius.

 

Sementara itu salah seorang ketua panitia Drs. H. Wahidin, MM mengatakan, para kafilah yang berhasil meraih juara satu berhak mendapatkan piala dan uang pembinaan sebesar 1 juta, juara 2 piala dan uang pembinaan 750 ribu, dan juara 3 piala dan uang pembinaan 500 ribu. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu