Langsung ke konten utama

Kompetensi Hansip Desa/Kelurahan Ditingkatkan

INDRAMAYU 25/11/2011 (www.humasindramayu.com) -  Menjalankan tugas pengamanan untuk sebuah wilayah yang cukup luas (desa/kelurahan) seperti yang dijalankan oleh para tenaga pertahanan sipil (hansip) bukanlah sebuah tugas yang mudah. Disamping harus memadai dari sisi jumlah tenaganya juga harus dibekali pula dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan untuk lebih  mendukung terciptanya wilayah yang kondusif, tertib dan aman.

Terkait dengan hal ini, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpolinmas) Kabupaten Indramayu menyelenggarakan kegiatan pelatihan kelinmasan untuk anggota linmas desa/kelurahan tahun 2011.  Kegiatan dilaksanakan di aula Islamic Center 23 – 25 Nopember 2011 diikuti sebanyak 140 peserta dari seluruh desa di wilayah Kecamatan Indramayu dan Pasekan. Sebelumnya, Bakesbangpolinmas telah melaksanakan kegiatan serupa di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Jatibarang, Sukagumiwang, Kroya, Terisi dan Kedokan Bunder.

Kepala Bakesbangpolinmas, Kamud, S.H melalui Kepala Bidang Linmas, Gunawan, S.H, M.H menjelaskan kegiatn ini bertujuan untuk membekali para tenaga linmas (hansip) dengan pengetahuan dan ketrampilan tentang keamanan lingkungan, wawasan kebangsaan serta penanggulangan bencana.

" Sebagai tenaga linmas  yang langsung berada di lingkungan masyarakat keberadaan para tenaga linmas (hansip) sangat dibutuhkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan. Dibutuhkan tenaga linmas yang terampil dan memiliki wawasan dalam menjalankan tugasnya sehingga lebih profesional serta memiliki sikap tanggap darurat terhadap gangguan keamanan maupun bencana alam," jelas Gunawan.

Menurut  Gunawan kegiatan pelatihan meliputi teori dan praktek (simulasi) sesuai dengan materi yang diberikan. Dipandu oleh para instruktur dari enam instansi seperti dari Makodim, Polres, Palang Merah Indonesia (PMI), Pemadam Kebakaran, Kesabang dan Satlak Bencana.

"Dari TNI meliputi materi tentang sistem pertahan semesta (Sishanta). Dari  Polres tentang deteksi dini keamanan lingkungan dengan melapor dan melakukan antisipasi secara cepat. Materi tentang pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) oleh PMI. Penanggulangan bencana kebakara oleh Damkar. Materi peran dan fungsi hansip (linmas desa) oleh Bakesbangpolinmas serta kebijakan penangan bencana alam oleh Satlak Bencana," jelas Gunawan.

Gunawan menambahkan, para instruktur berasal dari Kodim 0616 Indramayu, Polres, Damkar, PMI dan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Dalam pelatihan ini juga diberikan pembinaan jasmani dan kedisiplinan termasuk materi baris-berbaris. Ia mengharapkan seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan dengan baik sampai selesai sehingga mendapatkan piagam pelatihan dari Bakesbangpolinmas. ( pitrahari)

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu