Langsung ke konten utama

Dear Allah elected one.



Dear Allah elected one.

I am glad to know you, but Allah knows you better and he knows why he has directed me to you at this point in time so do not be afraid. I saw your e-mail contact at Tunisian ministries of commerce and foreign trade departments . I am writing this mail to you with heavy sorrow in my heart, My Name is Fareeda Farah. And am contacting you from my country Tunisia I want to tell you this because I don't have any other option than to tell you as I was touched to open up to you, I am married to Mr. Toyo Farah who worked with Tunisia embassy in Burkina Faso for nine years before he died in the year 2005.We were married for eleven years without a child. He died after a brief illness that lasted for only five days.

Since his death I decided not to remarry, When my late husband was alive he deposited the sum of US$ 8.2m(Eight million two hundred thousand dollars)in a bank in Ouagadougou the capital city of Burkina Faso in west Africa Presently this money is still in bank. He made this money available for exportation of Gold from Burkina Faso mining. Recently, My Doctor told me that I would not last for the period of seven months due to cancer problem. Whoever that wants to serve Allah must serve him in spirit and Truth because Allah is the Most High, Please always be prayerful all through your life.

The one that disturbs me most is my cancer sickness. Having known my condition I decided to hand you over this money to take care of the less-privileged people, you will utilize this money the way I am going to instruct herein. I want you to take 30 Percent of the total money for your personal use While 70% of the money will go to charity" people in the street and helping the orphanage.

I don't have any child that will inherit this money and my husband relatives are not good not even good at all because they are the one that responsible for the death of my late husband in other to have all my late husband properties and I don't want my husband's efforts to be used by those that conspired for his death. I grew up as an Orphan and I don't have anybody as my family member, just to Endeavour that the name of Allah is maintained.... Am doing this so that Allah will forgive my sins and accept my soul because this sickness has suffered me so much.

As soon as I receive your reply I shall give you the contact of the bank in Burkina Faso and I will send authority letter that will prove you the present beneficiary of the money in the bank that is if you assure me that you will act accordingly as I Stated herein. Hoping to receive your reply through my private Email address: mrshaleema@rocketmail.com

Yours Faithfully.

Mrs.Fareeda Farah

written from Hospital in Tunis

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu