Langsung ke konten utama

Bupati Indramayu Kunjungi Pasien Kelas III

INDRAMAYU 27/10/2011 (www.humasindramayu.com) – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah kembali memberikan rasa kepedulian social terhadap masyarakat yang tidak mampu. Setelah hari Rabu kemarin memberikan bantuan terhadap Taufan, Kamis pagi (27/10) ini Anna Sophnah memberikan bantuan kepada pasien kelas III yang dirawat di RSUD Indramayu.

 

Kedatangan Bupati Indramayu ditengah-tengah pasien membuat sejumlah pasien merasa kaget. Pasalnya mereka tidak menyangka akan dikunjungi oleh orang nomor satu di Indramayu tersebut, apalagi datang secara tiba-tiba.

 

Begitu sampai di ruangan pasien kelas III, Bupati Indramayu pertama masuk di ruangan anak. Di tempat itu, Anna Sophanah menanyakan sakit yang diderita kepada orang tua dari anak yang tengah dirawat. Melihat anak balita di rawat di tempat itu, tak jarang Anna Sophanah memegang tangan balita dan mengelus kepala anak tersebut bahkan dia juga memegang bagian yang sakit.

 

Setelah dari ruang anak, bupati melanjutkan ke ruang dewasa. Di ruangan ini, Anna Sophanah juga memberikan rasa kepedulian yang sangat tinggi dengan menghibur pasien yang terbaring tak berdaya. Dari setiap pasien yang dikunjunginya, Anna Sophanah memberikan bantuan berupa uang tunai dan makanan tambahan.

 

"Meskipun jumlahnya sedikit, bantuan ini mudah-mudahan bisa meringankan mereka yang sedang sakit. Makanan tambahan yang kita berikan juga kita harapkan dapat membuat mereka sedikit tersenyum," kata bupati.

 

Sebagian besar pasien anak yang berada di ruang kelas III mereka menderita penyakit Febris atau panas, TB Paru dan batuk-batuk. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu